Langgar Kesejahteraan Satwa, Atraksi Lumba-Lumba Ditutup Permanen baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Pemerintah Meksiko menutup secara permanen atraksi lumba-lumba di Dolphinaris Barcelo, Riviera Maya. Itu setelah terungkap tujuh pelanggaran serius terhadap kesejahteraan hewan.

Dikutip dari The Travel, Senin (19/5/2025), salah satu pelanggaran utama adalah tindakan yang membahayakan satwa. Pemerintah Meksiko, dalam media lokal Riviera Maya News, menyebut perusahaan pengelola dikenai denda lebih dari 7,5 juta peso (sekitar Rp 6 miliar) atas pelanggaran tersebut.

“Setiap fasilitas yang mengelola mamalia laut memiliki tanggung jawab hukum yang jelas dan wajib dipatuhi sepenuhnya. Kami menegaskan kembali komitmen untuk bertindak tegas demi memastikan perlakuan yang bermartabat terhadap satwa liar yang dipelihara,” kata Jaksa Agung Mariana Boy Tamborrell.

Salah satu insiden yang menjadi perhatian adalah penggunaan lumba-lumba dalam aktivitas hiburan yang melibatkan interaksi langsung dengan pengunjung dalam kondisi yang dinilai membahayakan kesehatan fisik dan mental satwa. Pada 2020, seekor lumba-luma dipaksa tampil meskipun mengalami cedera mata.

Investigasi menemukan bahwa lumba-lumba dipaksa tampil berkali-kali dalam sehari tanpa jeda yang memadai, serta tidak mendapat perawatan yang layak sesuai standar kesejahteraan hewan laut.

Selain itu, kepolisian juga menemukan berbagai pelanggaran lain, di antaranya tidak memperlakukan hewan secara bermartabat dan penuh rasa hormat dan tidak melaporkan insiden berbahaya. Kemudian, menyelenggarakan aksi berbahaya tanpa izin, mengikutsertakan hewan yang sedang dalam perawatan medis dalam pertunjukan.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Kemudian, jumlah interaksi manusia yang berlebihan, kurangnya evaluasi medis berkala, dan suhu air tidak diatur dengan benar.

Selain penutupan atraksi lumba-lumba, Pemerintah Inggris juga mengeluarkan peringatan tentang wisata spiritual di Meksiko yang dikenal sebagai ‘Ritual Penyembuhan Maya’.

Meski belum ditutup, wisata tersebut tetap menjadi perhatian karena melibatkan konsumsi teh halusinogen, yang berisiko tinggi bagi kesehatan dan keamanan.

Kawasan wisata itu populer di kalangan wisatawan dan ditawarkan oleh operator pelayaran besar seperti Royal Caribbean, Celebrity Cruises, dan Norwegian Cruise Line.

“Teh halusinogen tradisional seperti Yage, Ayahuasca, dan Bufo digunakan dalam upacara spiritual yang ditawarkan kepada wisatawan. Minuman ini mengandung DMT atau 5-MeO-DMT, zat halusinogen kuat yang ilegal di Inggris dan banyak negara lain. Konsumsinya tidak diawasi dan berisiko tinggi,” tulis imbauan Pemerintah Inggris.

Pemerintah Inggris juga memperingatkan adanya kejadian serius, termasuk serangan, perampokan, hingga pelecehan seksual selama upacara berlangsung. Beberapa wisatawan dilaporkan mengalami gangguan mental, penyakit serius, bahkan kematian setelah mengonsumsi zat tersebut.

“Tempat ritual yang biasanya berlokasi di hutan terpencil seringkali jauh dari fasilitas medis. Beberapa tidak memiliki akses darurat yang memadai, memperbesar risiko apabila terjadi hal tak terduga,” demikian isi peringatan tersebut.

Ritual tersebut juga dapat diakses melalui penyedia lokal atau pedagang kaki lima di pelabuhan, yang menambah risiko karena tidak ada regulasi resmi. Hingga kini, belum ada peringatan resmi dari perusahaan pelayaran besar yang menawarkan tur ini, namun wisatawan disarankan untuk menghindarinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *