Lukisan Misterius Candi Borobudur Hanya Muncul Saat Gelap

Posted on

Seniman Portugal, Nelson Ferreira, menghadirkan karya unik dengan melukis Candi Borobudur, Sewu, dan Prambanan menggunakan teknik PlatiGleam. Lukisan itu hanya bisa terlihat saat gelap ketika disorot cahaya, memberi pengalaman visual yang imersif dan penuh kejutan.

Lukisan tersebut tak terlihat jelas dari kejauhan. Namun, pengunjung bisa menemukan ketiga candi itu dengan menyorotnya dengan senter di handphone yang diarahkan ke lukisan tersebut.

Lukisan itu juga dibuat saat malam hari.

Ya, lukisan itu berubah ketika dilihat dari sudut lain dan dengan intensitas cahaya yang berbeda. Lukisan ini bisa menghadirkan pengalaman visual yang imersif sekaligus kontemplatif.

“(Teknik melukis) PlatiGleam, dalam Bahasa Inggris berarti platium. Kamu tahu logam mulia, platium yang berkilau, yang bersinar,” kata Nelson kepada wartawan di Lalitavistara Restaurant, Borobudur Cultural Center, kompleks Candi Borobudur, Minggu (24/8/2025) malam.

“Tapi, ini adalah teknik yang saya ciptakan untuk pameran pertama saya di Biara Batalha di Portugal yang merupakan situs warisan dunia UNESCO. Saya merasa perlu menciptakan jenis lukisan yang lebih mistis, yang melampaui warna-warna biasa. Saya menginginkan sesuatu yang terasa sedikit dunia lain,” dia menambahkan.

Seri lukisan tersebut, kata Nelson, dilakukan pada malam hari dengan menggunakan senter di kepala seperti penambang. Dia saat melukis menggunakan tiga jenis bahan kimia yang berbeda dan saat diaplikasikan di air terlihat hitam.

“Baru ketika kering warnanya muncul. Jadi saya melukis hampir seperti buta karena ketika melukis semuanya terlihat hitam. Sangat sulit melihat bentuk-bentuknya. Baru setelah kering saya bisa melihat apa yang ada di sana,” ujarnya.

Nelson merasa terhormat bisa melukis di pelataran ketiga candi di malam hari. Menurutnya, melukis pada malam hari membuka perspektif yang lebih luas. Dirinya juga memiliki pandangan yang khusus mengenai tiga candi tersebut.

“Candi Borobudur yang bentuknya menjalar ke bawah, mengajarkan kita membumi. Candi Prambanan yang menjulang tinggi seperti melihat surga yang mulia. Sementara Candi Sewu memberikan saya pengalaman di masa lalu,” ujarnya.

“Melukis Candi Sewu di malam hari benar-benar membuatku menyadari hal yang berbeda. Dengan bantuan proyektor yang menghasilkan pencahayaan yang begitu dramatis. Saya bisa melihat volume candi yang tidak kulihat di siang hari. Ini sungguh pengalaman yang luar biasa,” dia menambahkan.

Sementara itu Commercial Group Head PT Taman Wisata Borobudur, AY Suhartanto, mengatakan pameran lukisan ini merupakan tindak lanjut dari program Twin World Heritage dengan Monastery Batalha Portugal.

“Kerja sama ini menekankan pada upaya pelestarian situs-situs heritage melalui pertukaran budaya antara kedua belah pihak. Kebetulan beliau tertarik untuk melukis di objek kita Borobudur, Candi Sewu dan Prambanan,” kata Suhartanto.

“Ini nantinya lukisan akan diberikan kepada kita. Untuk kita pamerkan di Museum dan Kampung Seni Borobudur. Pameran mulai 9 September sampai 9 Oktober. Ini semacam pencerahan dengan metode yang baru, kita menampilkan suatu lukisan menurut kami baru. Karena harus dilihat di dalam kegelapan, kemudian dengan teknik-teknik khusus,” kata dia.

Lukisan yang cuma bisa dilihat saat gelap itu bakal dipamerkan di Museum dan Kampung Seni Borobudur.

***

Selengkapnya klik di sini.