Malam 1 Suro, Puro Pakualaman Jogja Gelar Acara Wayangan

Posted on

Memperingati malam 1 Suro, Puro Pakualaman akan menggelar pentas wayang dan Lampah Ratri Mubeng Beteng Kadipaten Pakualaman, Kamis (26/6) malam.

Tanggal 1 Muharram 1447 Hijriyah atau 1 Sura Dal 1959 yang jatuh pada Jumat 27 Juni 2025 membuat malam ini jatuh sebagai Malam Satu Suro.

Untuk itu, Puro Pakualaman menggelar sejumlah acara. Gelaran acara ini terbuka untuk masyarakat umum.

Penghageng Urusan Kapanitran Kadipaten Pakualaman, KRT Projoanggono, menjelaskan acara ini sudah rutin digelar sejak era Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam VIII.

“Ada acara pembacaan Macapat sejak sore, kemudian pentas wayang jam 21.00 WIB sudah mulai. Kemudian jam 00.00 itu berhenti semua, untuk persiapan kita melakukan namanya Lampah Ratri,” jelasnya saat ditemui di Pura Pakualaman, Kamis (26/6/2025).

“Lampah Ratri, jalan kaki itu adalah untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa dan umpamanya lagi itu agar kita bersama-sama terima kasih (bersyukur) kita telah menjalankan satu tahun penuh,” sambung Projoanggono.

Pentas wayang yang digelar sebelum Lampah Ratri akan mementaskan Lakon Dewaruci. Ki JM Darmawiguna akan bertugas sebagai dalam dalam pementasan yang digelar di depan gerbang utam Pura Pakualaman.

“(Lakon Dewaruci) Artinya bahwa itu penyucian, satu penyucian batin pada waktu Werkudara dimasukkan masuk ke laut dan sebagainya. Akhirnya menjadi hal yang lebih dewasa,” terang Projoanggono.

Pada prosesi Lampah Ratri, dijelaskan Projoanggono, selain bisa diikuti masyarakat umum, juga diikuti seluruh abdi dalem hingga Sentono dalem. Sebelum berjalan, lebih dulu dilakukan doa-doa di halaman Puro Pakualaman.

“Kita hanya berdoa, tidak boleh ngomong apapun. (Setelah itu) jalan nggak ada apa (suara), pokoknya hanya doa saja nggak ada percakapan atau apa gitu. Dari jam 12.00, kita masuk lagi ke sini setelah puter itu sekitar jam 2.15,” ungkapnya.

Usai Lampah Ratri, kemudian para abdi dalem akan bersama-sama masyarakat menikmati kudapan bernama Jenang Manggul.

“Jenang Manggul itu jenang biasa dan ada beberapa telur dan sebagainya. Intinya itu adalah kita meranguli tahun baru,” paparnya.

Adapun rute Lampah Ratri bermula dari Regol Barat Puro Pakualaman dan keluar melalui gerbang barat, kemudian ke selatan ke Jalan Bintaran, lalu ke timur ke Jalan Surokarsan hingga sampai Jalan Taman Siswa.

Dari Jalan Taman Siswa kemudian ke utara melawati Jalan Ki Mangungsarkoro, hingga sampai ke Gayam ke barat melalui Jalan Bausasran. Lalu ke selatan melewati Jalan Jagalan hingga bertemu Jalan Sultan Agung.

Dari Jalan Sultan Agung, masuk kembali ke kompleks Puro Pakualaman melalui gerbang timur. Lalu mengitari beteng Kadipaten melewati Jalan Harjono, Jalan Purwanggan, Jalan Harjowinatan, dan kembali ke regol barat.

——-

Artikel ini telah naik di detikJogja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *