Tak sekadar menikmati udara sejuk dan lanskap megah Gunung Bromo, kini wisatawan juga bisa ikut melestarikan ekosistem dan mendukung produk lokal. Melalui program pariwisata berkelanjutan, pengalaman menginap di kawasan Bromo dikemas ramah lingkungan sekaligus mengangkat potensi UMKM sekitar.
Penawaran komplet itu diberikan oleh Artotel Cabin Bromo. Artotel Cabin Bromo adalah hotel kabin pertama yang ada di kawasan wisata Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Lokasinya berada di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Berdiri di atas tanah seluas 20 hektar dan berada di ketinggian 2.300 meter di bawah permukaan laut (mdpl), membuat pengalaman menginap di sini begitu istimewa.
Bukan hanya menyuguhkan pengalaman menginapnya saja, Artotel Cabin Bromo juga menawarkan beragam program untuk upaya pelestarian ekosistem dan beberapa aktivitas lain yang melibatkan tamu hotel.
General Manager Artotel Cabin Bromo, Sugiono Turwibowo, menyebutkan misalnya pemberdayaan terhadap masyarakat di sekitar, seperti hasil pertanian mereka dibeli untuk menjadi bahan masakan dari Caldera Restoran yang merupakan resto dari Artotel Cabin Bromo.
“Nah kami sendiri dari Artotel itu juga mempunyai program CSR atau program UMKM, yang mana hasil dari pertanian masyarakat Tengger Bromo Ngadisari ini kami beli untuk kami jadikan makanan di Artotel Cabin Bromo,” kata Bowo kepada detiktravel belum lama ini di lokasi.
“Di lobby bisa dilihat ada beberapa jaket hasil dari UMKM lokal yang kita koordinasikan di kami. Kemudian yang sangat besar nominalnya (dampak pada masyarakat) adalah dari sayuran,” kata dia.
Bowo menjelaskan bahwa hampir sebagian besar bahan baku untuk masakan di Caldera Restoran merupakan hasil alam wilayah sekitar. Utamanya sayuran, selain karena lebih fresh dan punya kualitas baik, tentunya dari segi harga pun lebih masuk ke dalam cost perusahaan.
“Sayuran itu memang kita sengaja ambil dari warga lokal, selain daripada lebih fresh, kemudian juga lebih terjangkau, dan masyarakat sekitar juga dapat manfaatnya,” kata dia.
Di kawasan TNBTS ini juga punya varietas pohon endemic yakni pohon mentigi sehingga keberadaannya di sana itu sangat dilindungi. Dan untuk menambahkan pengalaman menarik saat menginap di Artotel Cabin Bromo ini, pihaknya membuat salah satu minuman khas yang berbeda dari yang lainnya, dengan bahan dasar dari pucuk pohon mentigi.
Namun, Bowo menegaskan penggunaan mentigi sebagai bahan makanan khas hotelnya tidak dilakukan secara eksploratif.
“Metigi itu kita tidak eksplorasi besar-besaran tapi kita hanya ambil pucuknya saja untuk kita jadikan teh. Itu teh signature-nya dari Artotel Cabin Bromo,” ujar Bowo.
Untuk pelibatan tamu hotel dalam upaya pelestarian ekosistem di TNBTS, pihakanya juga mempunyai paket wisata yang memperkenalkan budaya lokal dari Suku Tengger. Tujuannya sebagai edukasi terkait informasi Suku Tengger dan juga mengetahui apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di wilayah tersebut.
“Nah untuk tamu sendiri kita juga libatkan supaya lebih mencitai adat Tengger ini dengan cara Kasada itu kami bikin package, supaya tamu lebih mengetahui apa sih adat Suku Tengger itu, apa saja budaya-budayanya, dan apa saja yang boleh dan yang tidak boleh pada saat berwisata di lokasi konsesi seperti ini,” ia menjelaskan. seru