PT Garuda Indonesia (Persero) mendapat tambahan armada baru dari pemerintah dengan total 50 unit. Lantas, apa kata pengamat penerbangan soal ini?
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan bahwa sangat lazim bagi maskapai untuk menyatakan kebutuhan pesawat. Garuda saat ini baru memiliki sekitar 77 armada, keinginan menambah unit pesawat sudah beberapa kali dikemukakan.
“50 pesawat tidak semuanya Boeing 777. Sebagian B737 & mungkin B787,” ungkapnya pada Sabtu (19/7).
Ia menjelaskan bahwa armada itu tidak akan datang sekaligus, tapi bertahap. Saat ini baru tahap Intention to Buy.
“Kemungkinan pesawat-pesawat tersebut hanya untuk Garuda group. Sistemnya juga bukan beli langsung,” jelasnya.
Alvin menjelaskan bahwa perusahaan leasing dan maskapai akan memulai kerja sama dengan menyewa pesawat-pesawat tersebut untuk beberapa waktu yang sudah ditentukan dengan batas jam terbang tertentu.
“Ini skema yang lazim dalam industri transportasi udara,” ungkapnya,
Pesawat adalah alat produksi, menambah jumlah pesawat artinya meningkatkan kapasitas produksi. Strategi ini tentu harus didasarkan pada rencana pengembangan bisnis.
Pembelian pesawat baru akan meningkatkan kapasitas produksi Garuda Indonesia. Sementara daya saing lebih pada strategi marketing, kata Alvin.
Banyak pertanyaan muncul, apakah ini menandakan optimisme terhadap pertumbuhan pasar aviasi Indonesia?
“Tidak. Ini murni kehendak pemerintah dan mungkin bagian dari rencana pengembangan bisnis GA. Terutama untuk rute internasional yang selama ini GA lemah,” tutupnya.