Bencana alam dahsyat melanda sebuah perkampungan di sisi selatan Candi Prambanan, 70 tahun silam. Namun warga di sana selamat berkat mitos. Apa mitosnya?
Bencana tanah longsor menelan Kampung Gepolo yang luasnya sekitar 1,5 hektar di Sleman, DIY. Ajaibnya, 20 keluarga yang tinggal di kampung tersebut semuanya selamat dari petaka.
Konon, mitos yang diceritakan secara turun temurun oleh para leluhur itu menjadi kunci, sehingga warga berhasil menyelamatkan diri dari bencana dahsyat.
Kampung Gepolo diduga merupakan permukiman kuno. Sekitar abad ke-9 kampung itu menjadi bengkel arca untuk pembangunan candi di sekitar Prambanan.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Hal itu membuat sejumlah arca raksasa banyak ditemukan di kampung itu saat masih dihuni warga. Bahkan, hingga kini, masih ada beberapa arca yang tersisa di bekas permukiman tersebut.
“Namanya Gepolo, dulu kampungnya dari sana, dekat bukit yang dibelah untuk jalan itu. Di sini (sekitar situs arca gupolo) dulu juga ada beberapa rumah,” kata Carik Kalurahan Sambirejo, Mujimin saat berbincang, Rabu (17/9) lalu.
Mujimin yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di Kalurahan Sambirejo menceritakan, Kampung Gepolo secara administratif merupakan bagian dari Padukuhan Gunungsari. Dulu Gepolo masuk wilayah RT 2 Gunungsari.
Kampung ini berada di area perbukitan. Dekat dengan Tebing Breksi, di bawah Candi Ijo serta di atas Situs Tinjon. Dengan ujung menghadap bibir jurang.
Haryanta, salah satu tokoh masyarakat Padukuhan Gunungsari menceritakan cuaca buruk menimpa Kampung Gepolo di 1955. Hujan lebat melanda berhari-hari.
“Itu hujan selama tiga hari. Ini tanahnya ikut bergerak menuju ke tebing ini,” kata Haryanta.
Arca Ganesha Itu Jatuh ke Tebing
Pada awalnya, penduduk Kampung Gepolo yang terdiri dari 20 keluarga masih mencoba bertahan. Hingga akhirnya sebuah arca berbentuk Ganesha yang ada di kampung tersebut terseret jatuh ke tebing.
Peristiwa itu menjadi perhatian oleh seisi kampung. Sebuah mitos turun temurun menyebut jika arca Ganesha itu runtuh maka kampung itu akan dilanda bencana. Jatuhnya arca itu ke tebing membuat warga berbondong-bondong mengungsi.
“Ada cerita yang melegenda dari orang tua ke anak keturunannya. Itu ceritanya bahwa suatu saat apabila nanti Ganesha itu jatuh ke jurang itu kampung akan ikut,” kata Haryanta.
Benar saja. Tak lama setelah warga mengungsi, permukiman itu akhirnya terbawa longsor.
“Jadi menurut Mbah Jaimin (tetua kampung) itu ada hujan selama tiga hari itu terus ternyata betul, Ganesha yang gede itu jatuh. Selang beberapa hari ini (menunjuk bekas Kampung Gepolo) ikut jalan, tanahnya bergerak,” ujar dia.
Bencana yang melanda di 1955 itu memang melenyapkan Kampung Gepolo. Namun semua penghuninya selamat.
Kini, warga Kampung Gepolo yang waktu itu terdampak telah berpindah dan menetap di tempat lain. Haryanta bilang selain di Glundeng, mereka bergeser ke RT lain di Padukuhan Gunungsari.
“Ada juga yang ke Sumatera,” tandas dia.
——–
Artikel ini telah naik di detikJogja.