Musim Libur Sekolah Belum Sukses Angkat Hunian Kamar Hotel

Posted on

Musim libur sekolah tahun ini disebut belum meningkatkan hunian kamar hotel. Dari beberapa hotel yang dihubungi detikcom, mengaku tingkat hunian kamar di hotelnya tidak setinggi tahun sebelumnya.

Penurunan okupansi memang sudah sangat terasa sepanjang tahun 2025 ini. Menurut data dari PHRI atau Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, selama periode Januari-Mei 2025 ini okupansi hotel mengalami minus 4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Pertama tentu yang tidak bisa dinafikan adalah daya beli. Daya beli itu pasti akan sangat berpengaruh kepada tren pergerakan pariwisata, itu sudah pasti. Nah, kemudian selain tren tersebut, juga apa namanya, dari sisi transportasi kalau kita perhatikan, khususnya transportasi udara itu juga salah satu penyumbang permasalahan untuk pergerakan pariwisata di Indonesia,” ujar Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Maulana Yusran kepada detikcom.

Masalah yang dimaksud adalah terlalu mendadaknya kebijakan stimulus untuk tiket pesawat dan tarif tol yang diumumkan pemerintah. Stimulus itu diumumkan pemerintah pada bulan Juni lalu untuk sekitar 6 juta penumpang pesawat.

“Memang kita akui bahwa pemerintah sudah memberikan stimulus untuk tiket pesawat dan tarif tol pada periode libur sekolah kemarin. Namun, kalau kita lihat memang kurang efektif karena kebijakan tersebut dikeluarkannya mendadak. Mereka sudah dalam konsep pariwisata atau traveling, para traveler itu sebenarnya sudah merencanakan perjalanan mereka itu jauh-jauh hari,” ujarnya.

Maulana berharap jika nanti pemerintah akan memberikan stimulus lagi untuk misalnya libur akhir tahun, bisa diumumkan atau diberikan jauh-jauh hari, karena orang biasanya melakukan perencanaan perjalanan minimal 2-3 bulan sebelumnya.

“Itu kalau sudah diumumkan tentu impact-nya juga menjadi cukup besar. Karena kan bagaimanapun perjalanan domestik itu menyangkut banyak hal. Banyak hal itu terkait dari kesempatan mereka atau ruang mereka untuk melakukan perjalanan itu kan juga mempengaruhi, misalnya kalau libur anak sekolah itu juga orang tuanya dan seterusnya. Ini juga menjadi sangat sensitif untuk mengatur perjalanan tersebut,” ujarnya.

Dari sisi anggaran juga tidak kalah penting, karena jika stimulus diberikan di saat menjelang liburan, traveler biasanya sudah menganggarkan dananya untuk pengeluaran lain. Sehingga menjadi tidak efektif untuk melakukan itu.

“Nah yang terakhir mungkin juga terkait masalah dynamic rate yang dimiliki juga oleh airlines. Jadi tentu para traveler itu lebih bagus untuk melakukan jauh-jauh hari reservasi atau perencanaan mereka dibandingkan mereka melakukannya last minute. Itu juga agak sulit ya untuk mendapatkan tiket-tiket yang harga spesial,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *