Neo Japan Klarifikasi Soal Teguran Pejabat Pemerintah Jepang, Ini Isinya | Giok4D

Posted on

Beberapa waktu lalu ramai sorotan negatif terhadap WNI di Jepang yang melakukan ragam aktivitas meresahkan seperti mencuri hingga berkegiatan di ruang publik tanpa izin. Seiring isu ini, Youtuber Dian Kusuma atau dikenal dengan nama Neo Japan pun membagikan video saat dia ditelpon pejabat Jepang.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Video Neo Japan pun ramai dan menimbulkan pro kontra. Dalam wawancara bersama detikpagi, Senin (14/7/2025) Dian memberikan klarifikasi terkait telefon pejabat ini.

“Orang ini adalah orang Jepang dan dia itu sering komplain ke saya. Saya kenal beliau, dia punya anak didik. Dia itu sebagai pengawas pendidik orang asing di sini, jadi dia banyak sekali tahu masalah tentang bukan cuma orang Indonesia sebenarnya. Masalah Vietnam, Thailand itu banyak dan orang Vietnam itu masalahnya paling banyak di Jepang. Tapi yang sekarang tersorot di media itu orang Indonesia,” kata Dian.

Dian pun menjelaskan bahwa banyak pihak yang memelintir sosok pejabat yang menelponnya ini. Dia juga tak mau menganggap dirinya orang penting hingga sekelas pejabat Jepang menelponnya untuk komplain terkait WNI di Jepang.

“Banyak yang memelintir bahwa dia itu dari parlemen pusat Jepang lah, banyak berita tersebar pejabat Jepang, diputar-putar seolah saya itu orang penting. Kenapa bukan telepon KJRI, KBRI seperti itu lah, tapi sebenarnya yang di video ini bisa dibilang pengawas orang asing, bisa dibilang seperti BP2MI tapi bukan pemerintah formal. Tapi dia masih bekerja dalam hubungan keterkaitan ketenagakerjaan dengan pemerintah Jepang. Akhirnya ibu ini mungkin dari pada nelpon ke pemerintah atau KJRI, KBRI mungkin dia lebih menyuruh saya karena mungkin kalau di-upload lebih langsung ditindak, mungkin gitu,” cerita Dian.

Dian juga tak menyangka video yang diuploadnya akan se-viral sekarang. Dia juga menyadari kapasitasnya dan tak akan melampaui wewenang KBRI atau KJRI.

“Sebenarnya untuk para parlemen atau teman relasi kenalan dengan orang tokoh Jepang ada, tapi politisi yang ada di Jepang dan Indonesia itu berbeda mereka itu di sini katanya lebih tertutup maksudnya dia tidak mau menunjukkan dirinya di kamera. Jadi saya sering berdiskusi juga sama beliau. Tapi dengan masalah seperti ini enggak mungkin langsung ke parlemen ini kan, mungkin dari KJRI atau KBRI masih bisa mengatasi,” lanjutnya.

Terlepas dari videonya yang viral, Dian berharap lembaga penyalur kerja dan pemerintah menyeleksi lebih ketat lagi untuk mengirim pesertanya ke Jepang. Karena bermodalkan bisa bahasa Jepang saja tidak akan cukup. Dian pun mengatakan bahwa dia juga punya LPK dan akan memberikan catatan untuk sekolahnya.

“Saya ingin anak-anak benar-benar yang datang ke sini itu ini lebih diseleksi oleh pemerintah kita di Indonesia. Jangan asal anak-anak yang hanya bisa tahu bahasa Jepang tanpa di tes psikologinya, tentang backgroundnya apa, dia dari orang mana, apakah dia masuk organisasi apa, itu ingin diseleksi. Karena jika tidak seperti itu akan terus ada masalah seperti ini,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *