Netizen Sentil Menpar, Pacu Jalur Viralnya Level Dewa Kok Gak Diangkat?

Posted on

Sedang ramai di media sosial terkait Festival Pacu Jalur, tentunya karena aura farming dari sang penari cilik di ujung perahu. Tradisi Pacu Jalur ini merupakan tradisi lama yang ada di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Maknanya begitu dalam, di mana mencerminkan rasa gotong-royong, kebanggaan terhadap kampung, juga nilai spiritual dan sosial yang kuat dalam keseharian masyarakat. Pacu Jalur ini merupakan helatan yang digelar setiap tahunnya di Sungai Kuantan.

Dan di tahun 2014, Pacu Jalur telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi. Kini, gaung dari Pacu Jalur ini masif di media sosial hingga tarian sang penari cilik itu ditiru oleh seantero dunia.

Sisi lain tentang viralnya Pacu Jalur di media sosial ini, banyak netizen yang menyayangkan pemerintah yang terkesan tidak terlalu aktif dalam mengamplifikasikan pacu jalur. Padahal gelaran Festival Pacu Jalur akan digelar pada bulan depan, tepatnya tanggal 20 hingga 25 Agustus 2025.

Acuannya dengan lebih besar promosi Festival Pacu Jalur ini dirasa oleh netizen mampu untuk memberikan pengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan. Ditambah saat ini momentum Pacu Jalur begitu ramai diperbincangkan di media sosial.

Pantauan detikTravel di platform X, Selasa (8/7/2025) akun @**n****i** mempertanyakan apakah Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana tidak melihat ini sebagai sebuah momentum besar. Dan ia mengatakan jika ingin menggenjot upaya peningkatan wisatawan, inilah salah satu momen yang bisa digunakan.

“Pacu Jalur udah viral level dewa gitu menteri pariwisata kita yang terhormat udah aware belum? Semua joget aura farming dari akun official yang gede-gede sampai netizen jelata. Bulan depan acaranya mulai kan di Riau, kalau mau mendompleng momentum, bikin ramai dong,” tulisnya pada Senin (7/7).

Cuitan tersebut pun ramai dibanjiri oleh komentar netizen lainnya. Ada yang senada dengan kurangnya upaya pemerintah dalam memperkenalkan Pacu Jalur, adapun yang menyangkut-pautkannya dengan infrastruktur yang masih belum sesuai dengan standar.

“Kalau menteri pariwisata nggak gerak juga paling ujung-ujungnya itu anak cuma sampai diundang ke tv-tv doang. Abis itu udah kalau gak tenar lagi mah tenggelam, yang akhirnya jadi sayang banget padahal acara-acara khas gini banyak banget di setiap daerah,” ungkap @****ad***d**.

“Ini tuh festival besar tiap tahun dari tahun kapan tau, tapi entah kenapa nggak pernah yang sampai ada Visit Taluk Kuantun jadi agenda. Mungkin karena saran dan prasaran yang belum sesuai standar. Again??,” ujar @b***s***l**.

Lalu, balasan di cuitan awal itu pun, ada juga ada yang menyebutkan menteri pariwisata sebelumnya yakni Sandiaga Uno sempat pernah berkunjung ke wilayah itu. Dan ia menyampaikan sebagai warga Riau perlu ada beberapa perbaikan untuk menunjang kenyamanan untuk menyaksikan Festival Pacu Jalur dan tentunya menstimulus pariwisata di daerah tersebut.

“Pak Sandiaga Uno sudah pernah ke sana, gatau kalau menpar yang sekarang kerjaannya apa. Sebagai orang Riau, yang perlu diselesaikan untuk mendorong pariwisata: perbaiki jalan akses menuju Kuansing dan perbaiki tribun untuk menonton Pacu Jalur. Udah, dua itu aja dulu, bisa kerja nggak?,” tegas akun @**s**ny**.

Sebenarnya dalam katalog Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 yang dibuat oleh Kementerian Pariwisata sebagai ajang promosi destinasi pariwisata Indonesia, Festival Pacu Jalur kembali masuk ke dalam katalog tersebut.

Sandiaga memang tahun 2023 lalu pernah mengatakan Festival Pacu Jalur menjadi salah satu bagian dari 110 event dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023. Diharapkan dengan hadirnya banyak wisatawan dapat membangkitkan ekonomi masyarakat.

“Pemerintah harus hadir dan saya juga melihat bahwa kunci kebangkitan ekonomi bisa kita lakukan jika event-event ini dilakukan lebih berkualitas. Event-event daerah ini akan membuka peluang usaha, akan menggeliatkan ekonomi, akan terlihat UMKM-UMKM yang mendapatkan omset lebih tinggi, selain itu ini akan memberi dampak langsung bagi masyarakat di Kuansing,” kata Sandiaga.

Pacu jalur merupakan tradisi yang sarat akan nilai sejarah. Jalur dalam bahasa daerah Kuansing diartikan sebagai sampan atau perahu yang panjang. Event pacu jalur terbilang unik dan menarik. Sebab, ada penari viral di depan jalur yang terlihat asyik bergoyang ketika jalur melaju kencang membelah Sungai Kuantan. Ada yang menari seperti ular, naga, dan lainnya.

Ada tiga orang yang terlihat menari saat jalur melaju kencang; Tukang Tari atau Anak Coki yang menari di posisi paling depan, kemudian ada Timbo Ruang berada di tengah jalur yang bertugas sebagai pemberi komando bagi para anak pacu atau atlet, dan ketiga adalah Tukang Onjai yang berada posisinya di paling belakang, fungsinya untuk mengarahkan jalur. Ketiganya memiliki peran masing-masing. Biasanya bocah ini akan menari di depan jalur kalau dia menang atau unggul. Setelah finish anak itu biasanya sujud syukur di ujung perahu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *