Niat Promosi Malah Jadi Bumerang, Pantai di Spanyol Padat Turis-Banyak Sampah baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Sebuah pantai tersembunyi yang dulunya menjadi tempat favorit warga lokal di Mallorca, Spanyol kini berubah menjadi lokasi wisata yang padat dan banyak sampah.

Warga lokal di sana menyalahkan situasi tersebut karena banyaknya turis yang ngonten di kawasan tersebut. Sehingga kawasan kecil bernama Calo des Moro itu banyak didatangi oleh wisatawan.

Dilansir dari Express, Selasa (5/8/2025) Calo des Moro kini dikenal luas luas hasil dari unggahan-unggahan di Instagram dan TikTok yang menampilkan keindahan airnya yang jernih berwarna biru kehijauan.

Kawasan itu awalnya direncanakan untuk dipromosikan oleh pemerintah daerah guna menarik perhatian wisatawan ke destinasi yang kurang dikenal. Namun, promosi itu justru menjadi bumerang.

Alih-alih tersebar secara merata, popularitas Calo des Moro meledak dan ribuan unggahan para influencer membuat lokasi itu menjadi viral. Dalam video-video berseliweran memperlihatkan antrean panjang wisatawan yang hanya ingin menginjakkan kaki di sebidang kecil pasir pantai tersebut, tak jarang meninggalkan sampah yang mengotori kawasan itu.

Lebih dari 1.300 video tentang Calo des Moro beredar di TikTok dengan total penayangan mencapai 10 juta kali. Jumlah itu belum termasuk berbagai unggahan di Instagram yang menampilkan wisatawan berpose di tempat yang sama.

Akibatnya, banyak yang menuding para influencer sebagai penyebab terungkapnya permata tersembunyi tersebut. Sebagai respons atas membludaknya kunjungan, otoritas setempat mengambil langkah drastis dengan menghapus semua foto promosi Calo des Moro dari situs resmi mereka.

Kebijakan tersebut diambil setelah wali kota setempat melaporkan bahwa kawasan itu dikunjungi hingga 4.000 orang dan 1.200 kendaraan setiap harinya. Kemarahan warga lokal pun tak terbendung.

Pada Juni tahun lalu, lebih dari 300 orang turun ke lokasi untuk melakukan aksi protes. Beberapa di antaranya menyebarkan selebaran kepada para turis yang datang, memberitahukan bahwa ada gerakan masyarakat untuk merebut kembali ruang mereka.

Bahkan, sebagian warga memilih aksi langsung dengan menghadang jalan dan meneriaki wisatawan. Dan salah satu warga lokal terekam dalam sebuah video viral mengatakan dengan tegas bahwa kedatangan wisatawan membuat privasi warga di sana terenggut.

“Pantai ini telah dikuasai oleh wisatawan. Setidaknya biarkan kami menikmati tempat ini satu hari saja,” ucapnya.

Seorang wisatawan asal Jerman, Kristina, mengatakan kerap melihat konten tentang Calo des Moro yang indah di media sosial. Dan ia pun tetarik untuk mendatanginya, namun setelah melihat protes dari warga lokal ia pun mengurungkan niatnya itu.

“Saya melihat foto-foto Calo des Moro di TikTok dan ingin ikut merasakan keindahannya. Tapi saya baru sadar ternyata ada protes dari warga lokal, jadi sekarang saya mencari pantai lain untuk dikunjungi,” kata Kristina seperti dikutip Express dari Daily Mail.

“Sayang sekali (protes) itu terjadi, tapi saya menghormati kenyataan bahwa kami hanyalah tamu di pulau itu. Sedangkan mereka tinggal di tempat itu, toh masih banyak pantai indah lainnya yang bisa dijelajahi,” lanjutnya.

Peningkatan jumlah wisatawan ternyata berdampak langsung pada lingkungan. Diperkirakan setiap tiga bulan, sekitar enam ton pasir menghilang dari teluk tersebut.

Bahkan, sekitar 70 kilogram pasir terbawa pergi setiap hari melalui alas kaki dan handuk para pengunjung. Pantai yang dulunya dianggap sebagai permata tersembunyi itu, kini dianggap penduduk lokal tak ubahnya tempat pembuangan sampah.

Akses menuju Calo des Moro pun tak mudah, dengan 120 anak tangga curam. Namun, beberapa wisatawan terlalu malas membawa kembali sampah atau barang-barang mereka, sehingga meninggalkan beban bagi warga setempat.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Mallorca sendiri mencatat rekor jumlah wisatawan pada tahun lalu, dengan 15 juta orang datang ke pulau tersebut. Kejenuhan warga lokal pun memuncak, hingga akhirnya mereka turun ke jalan menyuarakan keresahan.

Aksi-aksi protes sering terjadi di kota-kota lain di Spanyol, misalnya di Palma, sekitar 50.000 orang melakukan unjuk rasa. Sementara di Barcelona, hampir 3.000 orang berjalan di sepanjang kawasan pesisir untuk menuntut perubahan sistem ekonomi agar dapat mengendalikan jumlah wisatawan yang membanjiri daerah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *