Nilai Rupiah Melemah, Bos Lion Group: Lihat Sisi Positifnya

Posted on

Nilai dollar sempat menyentuh angka Rp 17 ribu dan membuat banyak sektor terguncang. Apakah ini bisa menjadi peluang turis asing berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk berwisata karena murah?

Kondisi Indonesia hampir sama dengan Jepang, di mana nilai Yen melemah dan turis pun ramai liburan ke sana. Terakhir dilihat detikcom, Rabu (7/5/2025) 1 dollar sekarang harganya Rp 16.534.

Bagi Presiden Direktur (CEO) Lion Air Group Capt Daniel Putut Kuncoro Adi, kondisi ini harus disikapi dengan tenang. Katanya, halangan pasti selalu ada, namun harus dilihat juga nilai positifnya.

“Kita selalu lihat sisi positifnya walaupun ada satu namanya disruption, halangan itu selalu ada. Tapi kita juga melihat dari sisi positifnya. Tentunya pemerintah juga melakukan effort yang luar biasa untuk mengembalikan dan kita lihat beberapa hari terakhir ini membaik sebetulnya dibandingkan dengan minggu-minggu yang lalu,” kata Daniel kepada detikcom, Senin (5/5/2025).

Dia menambahkan, bahwa pemerintah serius menyikapi kondisi ini. Bisa jadi kondisi rupiah melemah menjadi momentum bagi beberapa industri di tanah air. Namun Daniel menyadari bahwa butuh tindakan atas hal ini, salah satunya melakukan efisiensi.

“Pemerintah juga sangat serius ya untuk melihat kondisi ini khususnya di dalam negeri. Karena banyak yang sebetulnya kita berikan kesempatan ya, baik itu bisnis, pariwisata, industri, kemudian kesehatan, semuanya akan terdampak sebetulnya. Tapi ini buat kita adalah satu challenge sebetulnya, untuk paling tidak melakukan banyak efisiensi lah,”

“Tapi dari sisi nilainya sendiri sebetulnya ya we have to do something gitu loh. Kita harus melakukan, paling tidak kita sangat serius dalam melakukan efisiensi. Saya pikir semua orang melakukan efisiensi,” tambahnya.

Tanggapan PHRI

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan penguatan dolar belum memiliki dampak besar bagi pariwisata Indonesia, tapi peluang itu ada.

“Ada potensi, karena peningkatan dolar artinya paket wisata jadi lebih murah bagi turis,” ungkapnya seperti dikutip Rabu (7/5/2025).

PHRI meminta agar semua pihak bisa bekerja sama melihat hal ini. Di balik kesempatan, tantangan untuk memanfaatkannya jauh lebih diperhitungkan.