Pakar: Solusi Kecelakaan di Tempat Wisata Adalah Drone Penyelamat

Posted on

Tewasnya Juliana Marins di Gunung Rinjani bukan hanya tragedi personal, tapi juga cermin lemahnya sistem penanggulangan kecelakaan alam di Indonesia. Berkaca negara lain, Indonesia disarankan memanfaatkan drone penyelamat.

Saat jatuh ke kawah, turis asal Brasil itu terekam hidup oleh drone turis Malaysia yang kebetulan ada di sana. Gerombolan turis itu bahkan memberikan kain pendek yang bertuliskan ‘wait’ kepada Juliana.

Pakar kebijakan publik pariwisata Profesor Azril Azahari mengatakan bahwa kecelakaan yang telah berulangkali terjadi di Gunung Rinjani harus direspons secara serius. Azril mengatakan sudah saatnya pemerintah dan pengelola taman nasional menyiapkan drone khusus penyelamatan di tempat wisata ekstrem seperti Gunung Rinjani.

“Jangan drone untuk foto-foto yang dioperasikan. Kita siapkan drone besar khusus membawa perlengkapan dan P3K,” kata Azril pada detiktravel pada Senin (30/6).

Azril berharap drone penyelamat dapat membawa selimut, tenda, atau obat-obatan sebelum tim medis atau bantuan datang. Drone itu berukuran besar dan tahan segala cuaca, tidak seperti helikopter yang sangat tergantung dengan angin.

“Bukan cuma di gunung, di laut juga. Turis-turis di Mentawai kerap kecelakaan dan tidak ada fasilitas klinik patah tulang. Mereka harus diterbangkan ke padang,” kata dia.

Dia berharap pemerintah dapat menyediakan drone keselamatan yang dioperasikan di tiap tempat wisata ekstrem, sehingga setiap kecelakaan tidak menimbulkan korban jiwa.

“Kita lihat saja deh Iran dan Israel yang perang rudal pakai drone, masa kita nggak bisa punya drone untuk keselamatan kecelakaan?” katanya berseloroh.

Selain drone, Prof Azril juga meminta pemerintah untuk mensertifikasi semua pekerja di tempat wisata ekstrem. Pemandu seharusnya memiliki sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), agar memiliki standar operasional saat kecelakaan terjadi.

Kecelakaan yang menimpa Juliana Marins di Gunung Rinjani bukan yang pertama terjadi. Baru-baru ini, seorang turis Malaysia jatuh tergelincir saat mendaki Danau Segara Anak. Sebelumnya, satu nyawa pendaki juga melayang. Pendaki asal Malaysia Rennie Bin Abdul Ghani (57), meninggal dunia setelah terjatuh di jalur pendakian Torean, Gunung Rinjani pada 3 Mei 2025.