Palma yang Indah di Spanyol Itu Makin Perketat Aturan buat Turis Asing

Posted on

Destinasi wisata populer di Spanyol, Palma memutuskan untuk memperketat aturannya menjelang liburan pergantian tahun. Ini sebagai langkah mereka memerangi over tourism yang tak berkesudahan.

Dilansir dari Daily Mail, Kamis (16/10/2025) Palma, ibu kota Mallorca, telah memberlakukan larangan penyewaan yacht dan penyewaan akomodasi. Wali Kota Jaime Martinez mengumumkan aturan tersebut pada 14 Oktober.

Teruntuk larangan tambahan ini akan segera berlaku efektif. Larangan ini akan berlaku selama tiga bulan sehingga tidak ada ruang baru yang disetujui. Sebelumnya kota ini hanya melarang penyewaan rumah keluarga saja yang diiklankan di Airbnb.

Namun kini penyewaan rumah tunggal juga masuk ke dalam larangan. Pemerintah juga melarang pembukaan hostel baru dan mendorong hostel yang ada untuk berubah menjadi hotel atau perumahan.

Sementara itu, sebanyak 639 penyewaan legal di Palma akan tetap ada dan diizinkan beroperasi. Namun jika mereka memutuskan tutup, pemerintah tak akan memberikan ganti rugi.

Terkait penyewaan yacht, pemerintah sedang bekerjasama dengan otorita pelabuhan, menyusun bagaimana aturan yang efektif diberlakukan.

Kebijakan ini diambil setelah banyak keluhan warga menyuarakan kekhawatiran mereka tentang wisatawan yang tertarik dengan perahu-perahu di musim panas. Martinez mengatakan langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari komitmen dewan kota terhadap kualitas destinasi dan mengekang pariwisata ilegal.

Tak hanya Palma yang menolak turis. Warga di seluruh daratan Spanyol, Kepulauan Balearic, dan Kepulauan Canary telah melakukan demo anti turis saking mereka merasa sesak.

Puluhan ribu orang berbaris di Palma pada bulan Juli lalu, memegang spanduk bertuliskan ‘Kemewahan Anda, kesengsaraan kami’ dan menuntut pembatasan jumlah wisatawan, kapal pesiar, dan penyewaan jangka pendek. Bisnis lokal menjadi sasaran stiker, sementara demonstran memblokir jalan dan mengganggu rencana wisatawan.

Tahun lalu, Spanyol mencatat rekor jumlah wisatawan, dengan lebih dari 15 juta pengunjung berbondong-bondong ke Pulau Majorca saja. Menanggapi hal ini, para pengunjuk rasa turun ke jalan di seluruh negeri, membuat banyak pengunjung geram setelah membayar ratusan poundsterling untuk menikmati liburan mereka di luar negeri.

Bahkan dalam satu kejadian, terhitung 50.000 penduduk lokal turun ke jalan di Palma. Sementara itu di Barcelona, sekitar 2.800 orang berbaris di sepanjang distrik tepi laut Barcelona untuk menuntut model ekonomi baru yang akan mengurangi jutaan wisatawan yang berkunjung setiap tahun.

Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan ‘Barcelona tidak untuk dijual,’ dan, ‘Turis pulanglah,’ sebelum beberapa orang menggunakan pistol air untuk menyerang wisatawan yang sedang makan di luar ruangan di restoran-restoran di tempat-tempat wisata populer.

Seruan ‘turis keluar dari lingkungan kami’ terdengar saat beberapa orang berhenti di depan pintu masuk hotel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *