Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Wonderful Indonesia Tourism Fair WITF 2025 setelah sukses dengan acara yang sama sebelumnya pada 2024. Agenda tahunan bersifat business to business (B2B) ini diharapkan bisa membuka banyak peluang di industri wisata.
“Hingga saat ini sudah ada 3.200 janji temu yang akan berlangsung, sebelumnya hanya ada 2.500. Semakin banyak janji temu, maka peluang yang dapat terwujud makin besar,” kata Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani selaku inisiator WITF.
Janji temu dalam WITF merujuk pada meeting lebih lanjut antara buyer dan seller atau exhibitor untuk menjajaki kemungkinan kerja sama. Hasilnya adalah penjualan dan pembelian paket penjualan wisata untuk liburan atau keperluan lain.
Paket wisata ini mencakup tiket, penginapan, oleh-oleh, dan layanan akomodasi lain selama berada di Indonesia. Satu paket wisata bisa mencakup banyak pelaku industri mulai dari penyedia transport, penginapan, kuliner, dan unsur lainnya.
Dalam peluncuran WITF 2025 pada Senin (6/10/2025) tersebut, Hariyadi mengatakan tidak menetapkan target tertentu dalam bentuk angka. Menurutnya, core bisnis wisata B2B berbeda dengan business to consumer (B2C).
“Kalau B2C, transaksi langsung terjadi maka menghitungnya mudah. Misal travel fair di Indonesia ini kita bisa dapet Rp 8 miliar di 2023 dan Rp 16 miliar di 2024. Untuk B2B kita pakai janji temu, karena makin banyak janji temu maka peluang semakin besar,” ujar Hariyadi.
Hariyadi yakin WITF 2025 akan membuka lebih banyak peluang bagi pelaku industri wisata, dibanding tahun 2024. WITF 2025 melibatkan 300 exhibitor dan 200 buyer dari 40 negara lebih di seluruh dunia.
WITF 2025 dilaksanakan pada 9-12 Oktober 2025 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE) kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. Agenda WITF 2025 dilaksanakan bersamaan dengan Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) 2025 pada 10-11 Oktober 2025.