Pariwisata Musik Sebagai Jembatan Budaya bagi Wisatawan Asing

Posted on

Music tourism dinilai sudah saatnya dioptimalkan sebagai salah satu pintu masuk ke Indonesia untuk wisatawan asing. Sekaligus menjadi jembatan budaya.

Kriteria pariwisata musik itu memiliki sedikit berbeda dengan pintu lainnya, semisal pariwisata yang mengedepankan lanskap alam. Menurut pengamat pariwisata, Taufan Rahmadi, pariwisata berbasis musik bias dioptimalkan dengan memberikan pengalaman emosional kepada wisatawan.

“Kalau misalnya nature tourism, pariwisata alam itu menyentuh keindahan visual, budaya itu tentang historical. Nah kalau musik ini dia menyentuh hati, menyentuh emosi, dengan musik tercipta ruang-ruang attraction,” kata Taufan.

Belakangan, Indonesia begitu rajin menggelar ragam konser-konser berskala internasional dengan banyak musisi luar negeri yang mampir untuk menggelar konsernya di Indonesia. Komunitas pecinta musik yang besar, membuat Indonesia menjadi pasar yang layak diperhitungkan oleh musisi.

Ditambah lagi, menurut Taufan, pariwisata musik ini bisa menjangkau ke target-target generasi yang lebih muda. Bukan hanya penikmat musik lokal, tetapi juga penikmat musik dari mancanegara.

“Jadi justru pariwisata musik ini sangat relevan dengan karakter generasi muda: ada tentang experience mencari pengalaman. Ini bisa juga pegiat-pegiat, komunitas yang mereka itu hunting gitu cari-cari festival, mencari tempat-tempat atau event-event yang experiencenya unik,” kata dia.

Dari pintu inilah semisal wisatawan mancanegara mendapatkan hal-hal atau pengalaman baru tentang Indonesia. Taufan mengatakan musik ini sebagai jembatan budaya yang lebih mudah dipahami oleh wisatawan mancanegara.

“Kalau kita bicara wisatawan mancanegara, musik itu bisa menjadi jembatan budaya, culture bridge gitu ya. Yang lebih mudah untuk dipahami, begitu melihat musik nah this is the culture of the nation gitu,” ujar dia.

Seperti yang disebutkan dalam jurnal penelitian Universitas Indonesia dengan judul ‘Potensi Wisata Musik di Indonesia: Festival Musik dan Perannya dalam City Branding’ karya Peny Meliaty Hutabarat, yang mengharapkan adanya kolaborasi lintas sektor dalam pembangunan pariwisata berbasis musik ini.

“Diharapkan pemerintah kota, komunitas dan masyarakat, sektor pariwisata dan perguruan tinggi dapat bekerja sama di masa mendatang untuk mendorong dan menggerakan wisata musik di berbagai destinasi wisata kota di Indonesia dengan memadukan keindahan alam dan festival musik,” tulisnya.

Kemudian, CEO Ravel Entertaiment dan juga penggagas Hammersonic Festival, Emmanulle Ravelius Donald Junardy, mempunyai peran yang strategis dalam mendukung pariwisata Indonesia melalui pintu musik, terlebih pada wisatawan mancanegara.

“Musik adalah bahasa universal, dan ketika festival seperti ini menghadirkan line-up internasional, itu menjadi magnet yang kuat bagi penonton luar negeri. Mereka bukan hanya datang untuk menikmati musik, tapi juga merasakan pengalaman budaya Indonesia secara keseluruhan. Saya dan Hammersonic Festival bangga untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia,” ujarnya saat dihubungi detiktravel beberapa hari lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *