Seorang penumpang mabuk membuat kerusuhan dan melecehkan salah satu pramugari Delta Airlines. Dia pun diseret ke pengadilan!
Dilansir dari New York Post, Minggu (5/10/2025) dokumen pengadilan menuliskan Cody Sierra Marie Bryne, 31, ditangkap pada hari Rabu dan didakwa dengan kekerasan seksual, penyerangan, dan mabuk di tempat umum. Dia mulai bertingkah sejak naik ke pesawat.
Setelah menaiki penerbangan Delta dari Salt Lake City ke Portland, Oregon pada hari Rabu, Bryne diduga berulang kali menolak perintah untuk pindah dari lorong pesawat, sementara penumpang lain sedang menunggu untuk duduk. Ketika akhirnya dia bergerak, ia membenturkan bahunya ke seorang pramugari Delta, membuat dia terhentak mundur ke kursi.
Tanpa basa-basi, pilot segera memerintahkan Bryne turun dari pesawat.
Saat dikawal keluar, Bryne mencoba melarikan diri ke area aman di terminal. Saat petugas maskapai menghalangi jalannya, ia diduga mencengkeram leher seorang karyawan perempuan Delta, menundukkan kepalanya ke tanah, dan menjambak rambutnya.
Setelah melepaskan cengkeramannya, Bryne diduga berjalan lagi, mencengkeram payudara perempuan itu, dan memelintirnya dengan keras sambil berteriak mengancam. Lalu dia berlari menuju pintu keluar bandara.
Polisi juga mengatakan dia mencoba memesan tiket dengan maskapai lain sebelum petugas bergerak untuk menangkapnya. Saat akan ditangkap polisi, Bryne melawan saat diborgol dan memaksa dua petugas untuk menahannya.
Saat introgasi, Bryne membantah telah menyentuh payudara pekerja Delta tersebut atau menyerang siapa pun. Namun, catatan pengadilan menyatakan ia mengakui telah minum alkohol sebelumnya pagi itu dan tampak sangat mabuk.
“Bryne tidak dapat berbicara dengan jelas, tercium bau minuman beralkohol dari tubuhnya, kesulitan mengikuti arahan, dan membutuhkan bantuan untuk berjalan,” demikian bunyi dokumen tersebut.
Bryne tetap ditahan pada hari Jumat di Penjara Metro Salt Lake County. Sidang pengadilan pertama Bryne diperkirakan akan dimulai awal minggu depan.
“Delta tidak menoleransi perilaku kasar, mengganggu, atau melanggar hukum dalam penerbangan kami,” ujar seorang juru bicara maskapai.
“Keselamatan dan keamanan pelanggan dan kru kami adalah prioritas utama kami, dan kami menangani semua insiden dengan serius. Meskipun kami tidak mengomentari litigasi yang sedang berlangsung, kami bekerja sama sepenuhnya dengan penegak hukum selama penyelidikan berlangsung,” tutupnya.