Detail perampokan di Museum Louvre masih terus diinformasikan oleh pihak-pihak berwenang. Kini perhiasan itu sudah masuk daftar Interpol.
Barang-barang dicuri dari Museum Louvre ada delapan, yaitu Tiara dari set perhiasan Ratu Marie-Amelie dan Ratu Hortense, kalung dari set perhiasan safir milik pasangan yang sama, satu anting dari set perhiasan safir, kalung zamrud dari set Marie-Louise, sepasang anting zamrud dari set Marie-Louise, bros yang dikenal sebagai bros “relikui”, tiara Permaisuri Eugenie, dan bros besar lainnya milik Permaisuri Eugenie.
Dilansir dari situs resmi Interpol pada Rabu (22/10), perhiasan-perhiasan tersebut telah masuk dalam basis data karya curian Interpol. Daftar tersebut memiliki deskripsi dan gambar lebih dari 57.000 karya curian dari seluruh dunia.
“Basis data ini merupakan satu-satunya di tingkat internasional yang memiliki informasi kepolisian tersertifikasi tentang benda-benda seni yang dicuri dan hilang,” tulis Interpol.
Bersamaan dengan pengumuman itu, Interpol juga menerbitkan poster edisi khusus untuk menginformasikan pencurian akbar tersebut.
“Perampokan terbesar Galerie d’Apollon Museum Louvre, Paris, Prancis,” tulis Interpol dalam flyer-nya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Di dalamnya ada foto, deskripsi dan nomor barang. Interpol bahkan memberikan sebuah barcode yang dapat diakses langsung mereka yang memiliki informasi tentang perhiasan-perhiasan itu.
Interpol adalah Organisasi Polisi Kriminal Internasional (International Criminal Police Organization), sebuah organisasi antarpemerintah yang memfasilitasi kerja sama antara kepolisian di seluruh dunia. Didirikan pada tahun 1923, Interpol merupakan organisasi kepolisian internasional terbesar di dunia dengan 196 negara anggota.
Dalam situsnya, Interpol menjelaskan bahwa mereka mengelola 19 basis data kepolisian dengan informasi tentang kejahatan dan pelaku kriminal, mulai dari nama, sidik jari hingga paspor curian, yang dapat diakses secara real-time di berbagai belahan dunia.
