Petra Banjir Bandang, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas

Posted on

Kabar duka datang dari Yordania, tepatnya di situs bersejarah, dan destinasi wisata dunia, Petra, yang tengah dilanda banjir bandang pada Minggu (4/5). Seorang ibu asal Belgia dan salah satu dari tiga anaknya ditemukan tewas.

Dikutip dari NewArab, Selasa (6/5/2025), ibu dan anak itu termasuk dalam rombongan 18 wisatawan yang sedang melakukan perjalanan petualangan di Wadi al-Nakhil saat tiba-tiba banjir melanda dan memutus akses keluar. Menurut Gubernur Ma’an, Hassan al-Jabour, keempat belas wisatawan asal Ceko berhasil diselamatkan lebih dulu pada hari yang sama. Dua anak lainnya dari keluarga Belgia ditemukan selamat pada malam harinya.

Operasi penyelamatan sempat dihentikan pada pukul 02.00, karena cuaca ekstrem dan kondisi medan yang sulit. Ketika pencarian dilanjutkan Senin pagi, jasad sang ibu dan salah satu anak ditemukan.

Hujan deras akibat tekanan rendah yang kuat menyebabkan lembah-lembah di sekitar Petra berubah menjadi aliran sungai deras, membanjiri lorong sempit Siq – jalur utama menuju kompleks arkeologi kuno tersebut. Video di media sosial menunjukkan wisatawan panik berlarian ke tempat lebih tinggi saat air bah menerjang kawasan itu.

Dalam banjir itu sebanyak 1.800 wisatawan dievakuasi dari situs arkeologi UNESCO World Heritage Site dan masuk salah satu Tujuh Keajaiban Dunia tersebut.

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan wisatawan yang panik berusaha mencapai dataran tinggi saat sungai mengalir deras ke formasi batuan di sekitar situs kuno tersebut. Sementara itu, otoritas Yordania bergegas menyelamatkan pengunjung.

Tim darurat juga mengevakuasi rumah-rumah di daerah dataran rendah, dan beberapa video menunjukkan kendaraan yang terendam terjebak di jalan yang banjir.

Petra Development and Tourism Region Authority (PDTRA) telah mengeluarkan peringatan sebelum banjir terjadi dan kini mengimbau masyarakat menjauhi lembah hingga kondisi membaik. Sekolah-sekolah juga ditutup di wilayah terdampak.

Petra, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia dan dibangun sekitar 2.300 tahun lalu, memang rawan banjir bandang. Meski insiden itu bukan yang pertama, kehadiran wisatawan dalam jumlah besar di tengah cuaca ekstrem membuat risiko keselamatan meningkat.

Perubahan iklim disebut menjadi pemicu meningkatnya intensitas cuaca ekstrem di kawasan Timur Tengah, termasuk Yordania, yang disebut UNESCO sebagai salah satu ‘titik nol’ krisis iklim global.

Pada banjir 2021 setidaknya tiga orang tewas. Saat itu banjir menyapu mobil wisatawan itu. Selain itu, lebih dari 30 orang tewas dalam banjir bandang yang melanda Petra dan pantai Laut Mati di Yordania dalam dua banjir terpisah pada tahun 2018.

Petra, yang dibangun sekitar 2.300 tahun lalu oleh kerajaan Petra terbentuk dari tebing batu pasir dan jurang.