Pilot-pilot Jerman dan Hobi Tidurnya di Tengah Penerbangan

Posted on

Sebuah survei diadakan kepada pilot-pilot Jerman. Hasilnya, sebagian besar mengaku pernah tidur saat terbang.

Napping memiliki arti tidur siang, namun dalam kasus ini tidaklah demikian. Napping dalam survei yang dilakukan oleh serikat pekerja Vereunigung Cockpit Association (VC), memiliki arti tidur saat terbang.

VC melakukan survei terhadap 900 pilot Jerman, 93 persen responden mengaku tidur selama penerbangan dalam beberapa bulan terakhir, seperti dikutip dari Independent UK pada Jumat (12/9).

Pada penerbangan jarak pendek, 44 persen melaporkan tidur, sementara 56 persen responden mengaku tidur pada penerbangan jarak jauh.

Tiga dari empat pilot (74 persen) mengaku bahwa tidur saat terbang kini menjadi praktik standar dalam penerbangan, menurut survei tersebut. VC menambahkan bahwa survei tersebut tidak representatif, yang berarti tanggapan bersifat sukarela dan tidak mencerminkan sampel representatif secara statistik dari semua pilot di Jerman.

VC mengatakan bahwa tidur terjadi pada fase penerbangan, bukan saat lepas landas dan mendarat.

Bukan hal yang aneh bagi pilot untuk bergantian tidur selama penerbangan. Beberapa negara mengizinkan pilot untuk tidur di kokpit. Namun, negara-negara seperti Amerika Serikat melarang hal ini, dan jika tidur diperlukan, awak pesawat harus melapor ke area istirahat yang telah ditentukan.

Beberapa awak pesawat memiliki akses ke kompartemen istirahat awak pribadi yang terdapat di atas atau di bawah kabin penumpang pada penerbangan jarak jauh.

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengacu pada peraturan yang menyatakan bahwa “istirahat terkendali” dapat digunakan untuk mengelola kelelahan yang tidak terduga, jika diatur oleh komandan dan jika beban kerja memungkinkan.

Istirahat singkat ini tidak dapat dianggap sebagai bagian dari periode istirahat, yang diwajibkan bagi awak pesawat sebelum mereka diizinkan secara hukum untuk bekerja shift berikutnya. Otoritas Penerbangan Sipil Inggris juga mengutip peraturan yang sama.

Namun, survei VC mengklaim bahwa napping di kokpit bukan lagi fenomena marjinal, tetapi kenyataan yang meluas. Survei menemukan 44 persen pilot tidur secara teratur, 12 persen mengatakan mereka melakukannya setiap penerbangan, dan tujuh persen mengatakan mereka tidak dapat lagi menghitung frekuensinya.

Di sisi lain, 33 persen pilot yang berpartisipasi mengatakan mereka tidur sesekali, dan hanya tiga persen yang mengatakan itu hanya sekali.

“Napping telah lama menjadi norma di kokpit Jerman. Apa yang awalnya dimaksudkan sebagai tindakan pemulihan jangka pendek telah berkembang menjadi solusi permanen untuk kelebihan beban struktural,” jelas Katharina Dieseldorff, wakil presiden VC.

Ia menjelaskan bahwa situasi memburuk di bulan-bulan musim panas.

“Para pilot melaporkan kepada kami bahwa mereka menyelesaikan misi mereka meskipun sangat lelah. Alasannya adalah jadwal yang padat, kekurangan staf, dan meningkatnya tekanan operasional.”

VC telah meminta maskapai penerbangan untuk lebih serius menanggapi kelelahan sebagai faktor keselamatan dan tidak memaksakan batasan waktu penerbangan secara berkala.

“Tidur singkat itu sendiri tidak penting. Namun, kru kokpit yang kelelahan secara permanen menimbulkan risiko yang signifikan,” tambah Dieseldorff.

Dari lebih dari 900 pilot yang terlibat dalam survei, 481 berasal dari Lufthansa, dengan pilot dari empat anak perusahaan Lufthansa dan delapan maskapai lainnya.