Museum Keraton Solo masih ditutup untuk wisatawan kendati revitalisasi telah rampung. Keraton menyebut penataan ruang dan artefak belum selesai, sedangkan Lembaga Dewan Adat menilai penutupan itu merugikan wisatawan, apalagi saat ini sedang libur Natal dan tahun baru.
Pengageng Museum dan Pariwisata Keraton Solo GKR Devi Lelyana Dewi menjelaskan masih ada sejumlah pekerjaan yang belum rampung. Di antaranya, terkait perubahan tata letak ruang dan penempatan artefak.
Dia mengatakan kondisi itu membuat jalur kunjungan museum belum bisa dilalui seperti biasanya.
“Ada satu ruangan yang tidak bisa dilalui sesuai dengan jalur seperti biasanya. Jalurnya masuk dari pintu loket ke pelataran, lalu ke ruangan foto, seharusnya lanjut sampai Sumur Songo dan ke ruangan berikutnya,” kata Devi saat ditemui di Keraton Solo, Sabtu (27/12/2025).
Dia mengatakan jalur tersebut terhenti di ruangan ketiga karena artefak belum ditempatkan pada posisi akhir akibat perubahan layout.
“Alur itu belum bisa dilalui karena masih ada artefak yang ditempatkan tidak sesuai display. Layout-nya diganti, sehingga belum ditata pada tempatnya,” ujarnya.
Selain penataan artefak, Keraton juga masih menunggu koordinasi lanjutan dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, terutama terkait pemasangan komponen pintu otomatis yang belum tersedia.
“Saya tidak tahu, mungkin karena suasana liburan. Menurut BPK dan vendor, ada satu komponen otomatis pintu yang harus dibeli, tapi saya belum mendapat konfirmasi lebih lanjut,” kata Devi.
Devi menegaskan penutupan museum dilakukan bukan tanpa alasan, melainkan demi keamanan pengunjung.
“Bukan menutup tanpa alasan. Kami khawatir kalau pintu belum bisa ditutup sempurna atau terjadi kerusakan, kami tentu tidak ingin hal itu terjadi,” ujar dia.
Terkait temuan plafon yang mengelupas, Devi menduga kerusakan tersebut akibat pengerjaan yang kurang maksimal.
“Sepertinya baru terjadi. Mungkin cat lama tidak dikelupas, lalu langsung dilapisi cat baru, sehingga akhirnya rontok,” kata dia.
Dia juga menyebut museum sejatinya telah ditutup sejak wafatnya Paku Buwono XIII.
Respons Dewan Adat
Di sisi lain, Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) KPH Edy Wirabhumi menyayangkan museum masih tertutup, terlebih saat momentum libur Natal dan tahun baru.
“Museum sampai sekarang masih digembok dan tidak bisa diakses. Kami mohon maaf kepada masyarakat. Sangat disayangkan karena ini masa liburan,” kata Edy.
Edy akan berkoordinasi dengan keluarga besar Keraton agar akses tetap bisa diberikan, meski secara terbatas.
“Kami upayakan agar aksesibilitas bisa diberikan walaupun terbatas, misalnya museumnya dibuka sedikit,” ujarnya.
Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah membuka akses kunjungan melalui Kori Kamandungan, sehingga wisatawan tetap dapat menikmati suasana Keraton Solo selama libur panjang.
“Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan, meski belum bisa dipastikan kapan,” ujar dia.
