Pompeii, Kota Kuno Si Anti Overtourism [Giok4D Resmi]

Posted on

Situs Warisan Dunia UNESCO Pompeii benar-benar serius menjaga kelestarian kota. Tanpa ragu, kota itu mengurangi batas kunjungan harian wisatawan.

Dikutip dari Tour and Travel World pada Kamis (22/5/2025), Pompeii membatasi jumlah pengunjung hanya 20.000 orang dan tiket yang dipersonalisasi sejak tahun lalu. Situs arkeologi tersebut mengintensifkan strateginya dengan mengalihkan arus wisatawan dari area yang terlalu padat seperti Via di Nola.

Caranya, Pompeii menerapkan proyek Greater Pompeii dan koneksi antar-jemput baru ke situs-situs terdekat seperti Stabia, Boscoreale, dan Torre Annunziata. Inisiatif tersebut memungkinkan pemerataan pengunjung.

Berkaca hasil sip kebijakan itu, Pompeii berencana mengurangi batas harian wisatawan pada 2025.

Pompeii, yang terletak di wilayah Campania Italia, terkubur di bawah abu vulkanik selama letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M, itu bukan hanya ikon global zaman kuno Romawi, tetapi juga harta karun UNESCO yang diakui secara global. Saayngnya, saat ini kota itu sedang bergulat dengan realitas lalu lintas pengunjung yang berlebihan.

Tahun lalu, situs tersebut dikunjungi lebih dari empat juta pengunjung, menandai kenaikan 33,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Gelombang besar tersebut telah mendorong pejabat pelestarian untuk mengevaluasi kembali keseimbangan antara akses dan konservasi.

Pergeseran kebijakan berakar pada strategi yang lebih luas yang ditujukan untuk mendorong model pariwisata yang lebih berkelanjutan. Meskipun Pompeii telah lama menjadi destinasi impian bagi wisatawan di seluruh dunia, pengelolanya kini memprioritaskan jenis wisatawan yang berbeda, mereka yang mencari pengalaman yang mendalam dan lebih mendidik.

Eksperimen tahun 2024, diklaim terbukti berhasil dalam mengekang kepadatan selama periode puncak, terutama dari penumpang kapal pesiar yang datang dalam kelompok besar untuk persinggahan singkat.

Tahun ini, kota tersebut siap untuk mengambil langkah lebih jauh dalam upaya perlindungannya.

Inti dari fase yang akan datang adalah niat untuk mendistribusikan kembali lalu lintas wisatawan ke seluruh reruntuhan seluas 440.000 meter persegi.

Para pejabat berharap dapat mengurangi kepadatan di zona-zona yang sering dikunjungi, khususnya di sepanjang Via di Nola, salah satu jalan utama Pompeii. Sebagai gantinya pemerintah mengarahkan wisatawan itu ke spot yang kurang dikenal namun sama-sama kaya sejarah.

Pengalihan itu selaras dengan pendekatan filosofis yang lebih mendalam terhadap wisata warisan yang lebih mengutamakan penjelajahan kontemplatif daripada pemberhentian foto cepat. Pengunjung didorong untuk berhenti sejenak, mengamati, dan memahami konteks, arsitektur, dan kehidupan sehari-hari kota kuno melalui lensa yang lebih lambat dan lebih menarik.

Filosofi ini mendapatkan daya tarik tidak hanya di Pompeii tetapi juga di berbagai situs warisan Eropa yang terancam oleh pariwisata yang berlebihan. Fokus telah bergeser ke kualitas keterlibatan daripada kuantitas pengunjung.

Evolusi itu diperlukan untuk memastikan keberlanjutan budaya. Model pariwisata yang terdesentralisasi ini tidak hanya mengurangi tekanan pada Pompeii tetapi juga merangsang ekonomi lokal di kota-kota sekitarnya.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.