Biasanya, kampanye wisata identik dengan menyuguhkan pemandangan indah, budaya yang kaya, atau keramahan penduduk lokal. Tapi yang dilakukan Afghanistan benar-benar di luar dugaan, yakni mempromosikan pariwisata dengan cara yang nyeleneh dan melibatkan aksi penculikan ala sandera.
Tentu saja, Taliban tidak benar-benar menculik orang. Kampanye tersebut hanyalah rekayasa yang dikemas dalam sebuah video. Dalam video itu, tampak beberapa anggota Taliban berdiri di depan sejumlah orang yang duduk bersimpuh dengan kepala tertutup, mirip situasi penyanderaan.
“Assalamualaikum, satu pesan untuk Amerika,” kata salah satu anggota Taliban dalam video itu, seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (10/7/2025).
Kemudian, satu per satu penutup kepala para ‘sandera’ dibuka. Alih-alih ancaman, yang muncul justru senyum dan sapaan,”Selamat datang di Afghanistan!”.
Tidak benar-benar diculik, di depan wisatawan AS itu terhampar keindahan alam dan budaya. Di antaranya, Taman Nasional Band- e Amir dan Broghol yang panoramanya bagai di Negeri Dongeng, Lembah Panjshir berupa tanah subur dengan mulberi dan anggur, Gunung Sikaram yang puncaknya diselimuti salju, Minaret of Jam berupa menara batu kuno dari abad ke-13, sampai Herat Citadel sisa peninggalan Alexander Agung.
Cata Taliban memperkenalkan Afghanistan sebagai destinasi wisata yang ‘ramah’ dan terbuka bagi turis, termasuk dari Amerika Serikat (AS) itu menuai pro dan kontra, namun satu hal yang pasti video itu sukses mencuri perhatian dunia.
Hanya saja, pemerintah AS masih menerapkan travel warning ke Afghanistan bagi warganya. Level larangannya adalah ‘Level 4’ yang merupakan larangan tertinggi.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.