Rumah Pengasingan Sukarno Ramai Pengunjung Tiap Bulan Agustus Datang

Posted on

Rumah pengasingan Sukarno-Hatta oleh kelompok pemuda di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat menunjukkan anomali tiap Agustus. Jumlah pengunjung semakin banya menjelang peringatan hari kemerdekaan.

Rumah pengasingan itu bukan museum. Itu betul-betul rumah yang masih menjadi tempat tinggal keturunan Djiaw Kie Siong, seorang petani Tionghoa di Dusun Kalijaya, Desa Rengasdengklok Utara.

Rumah itu biasa dikunjungi oleh wisatawan. Kunjungan itu bisa berupa kunjungan pribadi ataupun berkelompok, seperti anak-anak sekolah atau perguruan tinggi.

Jumlah kunjungan semakin ramai saat Agustus datang. Menurut generasi ketiga pemilik rumah tersebut, Lina atau akrab dipanggil Bu Yanto, pengunjung paling banyak berasal dari siswa TK dan SD.

“Sebetulnya tiap hari juga ada aja, sedikit banyaknya ada aja kayak anak sekolah kan. Anak sekolah sekarang kan pelajarannya udah nggak ada sejarah, zaman kita sekolah kan ada buku sejarah khususkan, sejarah Indonesia kan nggak ada sekarang,” kata Lina kepada detikTravel di lokasi, Kamis (14/8/2025).

“Kalau masuk Agustus kayak gini nih banyak, dari pagi tuh udah berapa rombongan yang ke sini. Soalnya nanti kalau datang (tanggal 17 Agustus) nggak bisa karena penuh,” dia menambahkan.

Bu Yanto mengatakan banyak rombongan siswa di bulan Agustus ini datang sebelum peringatan 17 Agustus ataupun setelah tanggal tersebut.

Dari ceritanya di sore itu, Bu Yanto juga menjelaskan banyak yang datang ke sini perorangan yang tujuannya berziarah ke kamar Sukarno yang ada di sana. Meski tak menetap lama di sana, banyak yang tetap berkunjung dan memanjatkan doa di kamar tersebut.

Bahkan untuk tujuan-tujuan yang aneh pun katanya kerap datang ke rumah pengasingan itu. Ia tak pernah menolak kunjungan-kunjungan seperti itu selagi masih dalam waktu operasional dan tinggal mengganggu serta merusak fasilitas yang ada.

“Kita nggak ngerti, kalau di mata ‘orang-orang pintar’ ada anu, ada anu, kita kan takut. Yang datang kayak orang-orang spiritual gitu kan, dandanannya kaya gitu, banyak yang nyari-nyari harta Sukarno itu banyak,” kata Bu Yanto.

“Ada yang malam-malam datang ‘mau apa sih?’ ke kamar bapak (Sukarno) mau doa. Kita nggak ngerti dah, paling kalau saya mah tamu datang tanya ‘dari mana?’, udah silahkan,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *