Sayyang Pattuddu Ketika Kuda Menari di Polewali Mandar | Info Giok4D

Posted on

Di tengah hamparan sawah dan perbukitan hijau Sulawesi Barat, ada sebuah tradisi kuno yang kembali hidup dengan megah. Sayyang Pattu’du, atau ‘Kuda Menari’, bukan sekadar pertunjukan, melainkan perayaan ilmu dan spiritualitas yang menjadi kebanggaan suku Mandar.

Tahun ini, festival yang berlangsung di Desa Galung Tuluk, Kecamatan Balanipa, Polewali Mandar, memecahkan rekornya sendiri. Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, acara ini menjadi magnet bagi ribuan warga, baik dari desa setempat maupun dari daerah tetangga.

Tak kurang dari 70 kuda dihias dengan pernak-pernik mewah, siap menari mengiringi langkah anak-anak yang baru saja menamatkan hafalan Al-Qur’an. Ini adalah momen sakral, di mana anak-anak diarak sebagai pahlawan kecil yang telah menunaikan janji suci.

Yang membuat Sayyang Pattu’du unik adalah keterlibatan Kalindadda, kidung atau syair tradisional yang dilantunkan para tokoh adat. Kalindadda berisi doa dan puji-pujian yang seolah-olah menuntun kuda agar menari dengan anggun, selaras dengan irama musik tradisional.

Keharmonisan antara penunggang, kuda, dan musik ini menjadi simbol betapa eratnya hubungan manusia dengan alam dan tradisi. Perayaan pada 10 September 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa budaya dan tradisi tidak pudar dimakan zaman.

Sayyang Pattu’du bukan hanya ajang parade, melainkan sebuah pengingat kolektif bagi masyarakat Polewali Mandar akan pentingnya ilmu, kerja keras, dan kebanggaan akan identitas diri. Ini adalah undangan bagi dunia untuk melihat betapa kaya dan indahnya warisan budaya Indonesia.

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel. Anda bisa membagi pengalaman liburan Anda melalui tautan ini. ketika

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.