Sebelum Kereta Cepat Melaju, Masinis Whoosh Ngapain Sih?

Posted on

Sebelum masuk ke ruang kabin, para masinis Whoosh harus menyiapkan beberapa hal, mulai dari pemeriksaan hingga dokumen pendukung. Sangat ketat, lho aturan yang harus dipatuhi masinis dan pramugari Whoosh.

Salah satu masinis Whoosh yang berjumpa dengan detikcom, Iqbal Fikri Wibowo, menceritakan kesehariannya sebelum masuk ke ruang kabin Whoosh. Dia dan masinis lain sebelum bertugas harus melewati pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan pertama yaitu terkait kesehatan.

“Kita memiliki jadwal dinas yang sudah disusun setiap bulan. Misalnya hari ini saya berdinas jam 9 pagi, maka pukul 07:45 saya sudah harus di kantor, karena ada beberapa tahapan yang harus saya lakukan setelah kita dinyatakan layak untuk berdinas,” kata Iqbal dalam perbincangan dengan detiktravel pada Selasa (27/5/2025).

“Tahapan pertama ada tahapan kita pengecekan kesehatan. Ada tensi, ada pengecekan alkohol, ada pengecekan saturasi oksigen dan ada pengecekan denyut nadi. Ketika pengecekan kesehatannya itu dinyatakan layak, kita lanjut untuk ke meja penyelia,” ujar Iqbal.

Setelah sampai di meja penyelia, Iqbal bersama masinis lainnya juga harus mempersiapkan sejumlah berkas administrasi hingga peralatan komunikasi. Setelah semua tuntas, barulah dia menuju ke stasiun kereta cepat.

“Di penyelia itu nanti kita akan melakukan absensi lagi menggunakan retina. Selanjutnya kita menyiapkan berkas-berkas administratif untuk perjalanan KA, baik itu ada lembar KA hingga peralatan komunikasi yang harus kita bawa,” ujar dia.

“Setelah dari tahapan itu dinyatakan selesai oleh pihak penyelia, kita menuju ke stasiun tujuan. Di stasiun biasanya ada waktu tunggu sekitar 15 menit sebelum KA kita dioperasikan,” kata dia.

Sesampai di stasiun, Iqbal akan berkoordinasi dengan masinis lain terkait perjalanan yang telah mereka lakukan. Mulai dari bertukar informasi terkait cuaca hingga gangguan lalu lintas.

“Nanti kita bersiap di peron untuk menyambut kedatangan KA. Selanjutnya kita serah terima dengan masinis yang baru saja berdinas. Serah terima terkait kondisi sarananya, terkait perjalanannya seperti apa, cuacanya seperti apa, apakah ada gangguan selama di lintas, kita komunikasikan semua. Sehingga proses pergantian masinis bisa tetap lancar,” Iqbal menjelaskan.

Dalam kesempatan itu, Iqbal menceritakan pengalaman berkesan yang sampai saat ini masih membekas dalam ingatannya selama menjadi masinis Whoosh 2 tahun terakhir. Apalagi saat dia menyadari, kecepatan kereta yang dia kemudikan mencapai 350 km/jam.

“Jadi saya baru pertama kali memacu kereta dengan kecepatan 350 km/jam ya. Artinya itu membuat memberikan sensasi tersendiri, keseruan tersendiri untuk saya. Dan saya juga dapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari masinis profesional Cina yang punya kompetensi internasional,” katanya.

Namun, dia tak melupakan bahwa kelancaran dalam mengemudikan Whoosh berkat kerjasama tim yang solid. Rasa kebersamaan dan koordinasi yang lancar, mengantarkan mereka membawa para penumpang selamat sampai tujuan.

“Saya bekerja sebagai satu tim. Artinya saya berkomunikasi dengan OCC, (Operation Control Center), berkomunikasi dengan OBM atau teknisi KA, berkoordinasi dengan petugas stasiun,” ujar Iqbal.

“Dan itu semua menumbuhkan ikatan yang kuat, rasa solidarisme untuk bersama-sama menjaga keselamatan penumpang. Terus yang paling utama adalah mencapai tujuan dengan selamat,” kata dia.

Walau sudah mengantongi kecakapan atau sertifikasi masinis Whoosh, Iqbal bersama masinis lainnya tetap dibekali dan diberi pelatihan rutin terkait pengoperasian hingga prosedur keselamatan Whoosh. Mereka berlatih dengan simulator yang ada di Depo Stasiun Tegal Luar.

“Kita diberi pembekalan setiap minggu,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *