Delegasi senator Prancis melakukan kunjungan ke Museum Louvre. Mereka mengkritik keamanan museum habis-habisan, bahkan menyebutnya tidak modern.
Pada Selasa (28/10), para senator Prancis menyerukan peningkatan langkah-langkah keamanan setelah aksi perampokan pada Minggu (19/10).
Kepala Budaya di Senat Prancis Laurent Lafon bersama dengan senator lain hadir di sana. Ia mengatakan ada banyak perbaikan yang perlu dilakukan pada keamanan museum.
“Sistem keamanan kita tidak memenuhi standar saat ini,” ujarnya, seperti dikutip dari Euronews pada Selasa (28/10).
Lafon mengatakan bahwa terdapat “kelemahan” pada kamera luar ruangan yang memudahkan perampokan, tetapi tidak bersedia memberikan detail lebih lanjut karena “alasan kerahasiaan”.
Para senator menyerukan agar renovasi besar-besaran yang telah direncanakan segera dimulai, bahkan hal ini harus dilakukan sesegera mungkin. Anggaran Prancis untuk tahun 2026 saat ini sedang dibahas di parlemen, sehingga akan memungkinkan untuk mengatur ulang dana perawatan museum.
Disebut Rencana Louvre New Renaissance, renovasi ini telah berlangsung selama satu dekade. Rencana ini mencakup peningkatan keamanan yang diluncurkan awal tahun ini.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Renovasi diperkirakan akan menelan biaya hingga €800 juta atau Rp 15,4 triliun untuk memodernisasi infrastruktur, mengurangi kepadatan, dan memastikan Mona Lisa memiliki galeri khusus pada tahun 2031.
Sebelumnya, dua tersangka telah ditangkap oleh petugas khusus. Dua tersangka itu berusia 30-an, mereka ditangkap di pinggiran Kota Paris pada akhir pekan. Mereka dituduh menjadi bagian dari tim yang melakukan pencurian perhiasan secara terang-terangan, demikian dikonfirmasi Kepolisian Nasional Prancis kepada ABC News.
“Seorang tersangka ditangkap pada pukul 22.00 pada hari Sabtu di Bandara Charles de Gaulle Paris saat mencoba menaiki pesawat menuju Aljazair,” kata polisi saat mengungkap pelaku.
Tersangka kedua ditangkap polisi saat hendak berangkat ke Mali, Afrika Barat, ungkap seorang penyidik dari Brigade Paris untuk Penindasan Bandit (BRB), unit kepolisian khusus yang memimpin penyelidikan, dan seorang sumber di Kementerian Dalam Negeri Prancis yang terkait langsung dengan penyelidikan tersebut kepada ABC News.
Kedua tersangka, yang namanya belum dipublikasikan, adalah warga negara Prancis yang tinggal di Seine-Saint-Denis, pinggiran kota Paris, menurut penyidik.
“Salah satu tersangka memiliki kewarganegaraan ganda di Prancis dan Mali, sementara tersangka lainnya memiliki kewarganegaraan ganda Prancis dan Aljazair,” kata penyidik.






