Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika masih tetap menarik bagi investor. Semakin banyak event yang digelar di sana, membuat investasi makin banyak yang masuk.
Hingga triwulan IV tahun 2025, total investasi yang telah masuk ke KEK Mandalika mencapai angka Rp 5,73 triliun dengan estimasi Internal Rate of Return (IRR) sebesar 11,2%. Hal ini mencerminkan daya tarik KEK Mandalika sebagai destinasi investasi yang kompetitif dan berkelanjutan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko sekaligus Pelaksana Harian (Plh) Direktur Utama ITDC Ahmad Fajar mengatakan KEK Mandalika juga telah memasuki fase pengembangan tahap berikutnya.
“Mandalika tidak hanya kami posisikan sebagai destinasi pariwisata, tetapi sebagai mesin penggerak ekonomi kawasan. Setiap aktivasi di sirkuit dan kawasan dirancang untuk menciptakan multiplier effect yang nyata, mulai dari peningkatan kunjungan wisatawan, penguatan perputaran ekonomi lokal, hingga penyerapan tenaga kerja,” ujar Ahmad Fajar dalam keterangannya.
Untuk terus menjaga keberlangsungan dampak aktivasi Pertamina Mandalika International Circuit, sejumlah event bakal digelar sepanjang tahun 2026, antara lain Mandalika Racing Series dan Mandalika Festival of Speed yang digelar dalam beberapa putaran sepanjang tahun.
Sejumlah event unggulan lainnya yang digelar di KEK Mandalika seperti GT World Challenge Asia, Pertamina Mandalika Racing Series, hingga Grand Prix of Indonesia (MotoGP).
Pertamina Mandalika International Circuit saat ini mencatat lebih dari 309 aktivasi event per tahun yang mencakup olahraga internasional, hiburan, budaya, dan kegiatan komunitas.
Ahmad Fajar menegaskan dampak ekonomi berbagai ajang internasional di Mandalika, termasuk MotoGP Indonesia sangat signifikan. Untuk gelaran balap kuda besi tersebut tercatat tren peningkatan jumlah penonton dari tahun ke tahun dengan total penonton sebanyak 140.324 ribu orang.
Ajang MotoGP Indonesia juga berhasil menciptakan dampak ekonomi hingga Rp 4,96 triliun, menghasilkan media value hingga Rp 1,33 triliun, dan menyerap lebih dari 3.000 tenaga kerja lokal.
“Event besar menjadi anchor, namun dampak sesungguhnya tercermin dari kesinambungan aktivitas kawasan. Hal ini tercermin dari tumbuhnya UMKM, meningkatnya tingkat okupansi hotel yang kini berada di kisaran 54 persen per tahun, serta meningkatnya kepercayaan investor terhadap KEK Mandalika sebagai KEK pariwisata,” tutup Ahmad Fajar.
——-
Artikel telah tayang di detikFinance.






