Sensasi Romantis Tukad Badung Denpasar Bali

Posted on

Badung River Side atau yang kerap disebut wisata Sungai Tukad Badung kini menjadi salah satu destinasi ikonik di Bali, di tengah hiruk-pikuk Pasar Badung dan Pasar Seni Kumbasari.

Berada di jantung kota Denpasar, sungai yang dulu tertutupi sampah dan dinding beton kusam ini berhasil disulap menjadi ruang publik yang asri, artistik, dan penuh warna.

Pada mulanya, Tukad Badung hanyalah sungai selebar empat hingga lima meter yang membelah kawasan perdagangan kuno Bali. Aktivitas memanggul dagangan, kendaraan angkut dan bentor, hingga tumpukan sampah membuat aliran airnya kerap kotor. Masyarakat lokal pun cenderung menghindari wilayah ini kecuali sedang menuntaskan belanja kebutuhan sehari-hari di pasar.

Sejak awal 2020, Pemprov Bali bersama Dinas Pariwisata dan Dinas Lingkungan Hidup menggencarkan program revitalisasi Tukad Badung. Pengerjaan dimulai dengan normalisasi aliran, pembersihan sampah, dan perbaikan penahan tebing sungai.

Desainer lanskap memanfaatkan struktur dinding penahan untuk dipasang lampu-lampu LED berwarna-warni, merangkai lampion, serta air mancur mini yang menari di bawah gemerlap lampu.

Akar pepohonan sengon dan kersen yang ditanam di sepanjang bantaran menambah kesan teduh dan sejuk. Kini, sejak sore hari, lampu berpendar kuning, biru, ungu, dan hijau menciptakan bayangan magis di permukaan air.

Pepohonan palem dan pohon pandanan turut dipasangi lampion kecil berbentuk bunga teratai, menjadikan suasana semakin romantis. Air terjun buatan yang memancar setinggi tiga meter memercik di sudut utara, suara gemericiknya bagai musik alam.

Duduk di bangku kayu atau tempayan anyaman bambu sambil menikmati gemerlap sinar lampu sungguh menjadi pengalaman estetik yang sulit terlupakan. Tidak hanya suasana, pemandangan pengunjung pun beragam.

Saat matahari mulai meredup, anak-anak berlari-lari di bawah temaram lampu, tertawa riang di antara pancaran air mancur. Remaja berdua-duaan asyik berfoto dengan latar belakang lampu-lampu warna-warni.

Grup wisatawan memotret diri di antara air terjun dan lampu LED kelap kelip sekitar sungai, sementara beberapa pasangan bertukar pandang di kursi taman. Kemeriahan semakin terasa saat ada rombongan musisi jalanan yang membawakan lagu-lagu Bali akustik sambil berkeliling.

Setelah puas berbelanja di pasar Badung, memburu kue lapis, keripik pisang, dan kain tradisional bali, atau menghampiri stan-stan kerajinan ukiran kayu di Pasar Seni Kumbasari, pengunjung bisa langsung menuju Badung River Side.

Di sini tersedia deretan warung kecil yang menjajakan nasi campur Bali, sate lilit, hingga jagung bakar. Minuman segar seperti es kelapa muda dan jus markisa memberi kesegaran setelah berkeliling pasar. Meja dan kursi kayu di pinggir sungai menjadi tempat sempurna untuk melepas lelah sambil menikmati pemandangan.

Bagi penikmat fotografi, waktu terbaik untuk memotret adalah saat golden hour, sekitar pukul 17.30–18.30 WITA. Lampu-lampu mulai menyala, langit jingga mulai memudar, terciptalah kombinasi cahaya alami dan buatan yang dramatis.

Bawa tripod mini agar hasil foto bebas blur. Jika ingin mendapatkan sudut lebar, naiklah ke area jembatan di dekat Pasar Seni Kumbasari, di sana pemandangan sungai berpagar lampu tampak mengular, seolah mengundang mata untuk mengikutinya.

Fasilitas di Badung River Side terus dikembangkan.

Saat ini sudah tersedia toilet umum yang bersih, tempat sampah terpilah organik dan anorganik, serta gerai souvenir kecil yang menjual gantungan kunci khas Denpasar. Ke depan, rencananya akan dibangun panggung terbuka untuk pertunjukan tari Bali, serta area edukasi mini tentang ekosistem sungai dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Akses menuju Tukad Badung sangat mudah. Dari Bandara Ngurah Rai, jaraknya sekitar 20 kilometer ke utara. Kendaraan pribadi maupun ojek online bisa berhenti tepat di ujung gang sebelah Pasar Badung.

Jika berangkat dari pusat kota Denpasar, cukup berjalan kaki lima menit dari Lapangan Puputan Margarana melewati jalan Hasanudin, belok kiri masuk ke Gang Badung.

Tips bagi Anda yang hendak berkunjung, datanglah pada hari biasa untuk mendapatkan suasana yang tidak terlalu ramai, terutama jika ingin menikmati ketenangan di sore hari.

Bawa powerbank dan kamera karena spot foto instagramable tersebar hampir di setiap sudut. Jangan lupa mengenakan sandal yang nyaman dan baju berlapis agar tetap hangat saat angin malam mulai menusuk.

Badung River Side membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintahan, desainer, seniman lokal, dan masyarakat bisa mengubah kawasan kumuh menjadi destinasi wisata berkelas.

Jika Anda ingin merasakan atmosfer baru di Pulau Dewata, sekaligus menyaksikan wajah lain Bali, yang unik masukkan Tukad Badung dalam daftar perjalanan Anda. Setelah belanja oleh-oleh di pasar Badung dan Pasar Seni Kumbasari, akhiri hari dengan santai di bantaran sungai yang romantis dan penuh warna ini.

Selamat menjelajah dan abadikan setiap momen berharga Anda di Tukad Badung, Romantic Riverside of Denpasar. sensasi