Stairlift Candi Borobudur Ditutup Setelah Kunjungan Presiden Prancis

Posted on

Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan istri telah pulang ke negaranya. Akses stairlift yang dia pakai naik ke candi Borobudur sekarang ditutup papan putih.

Peralatan berupa stairlift yang dipasang di Candi Borobudur saat kunjungan Presiden Prancis dan Presiden Prabowo Subianto kini ditutup untuk publik. Akses menuju fasilitas untuk membantu menaiki candi Buddha itu ditutup papan putih.

Pantauan di lokasi, pada Sabtu (31/5) sekitar pukul 10.26 WIB, dari pelataran Candi Borobudur menuju arah kanan jalur menuju stairlift ditutup papan berwarna putih. Hal itu membuat pengunjung yang merasa penasaran tidak bisa melihat alat tersebut.

Hal serupa yang berada di dekat kawasan Jati. Akses menuju stairlift juga ditutup. Akibatnya wisatawan tidak bisa berjalan mengelilingi candi dengan leluasa karena ada penutupan tersebut.

Para pengunjung hanya bisa melihat ram atau jalan menuju lantai 3 candi. Namun wujud stairlift yang sempat jadi sorotan itu tidak terlihat oleh publik.

Sedangkan di pelataran candi Borobudur, jalan khusus yang semula dipasang untuk akses ke stairlift sudah dibongkar. Di tempat tersebut juga terpasang papan warna putih.

Belum ada informasi pasti apakah stairlift itu saat ini masih dipasang atau sudah dibongkar. Pengelola Candi Borobudur belum memberikan respons saat dimintai konfirmasi.

Adapun stairlift itu dipasang untuk alat bantu naik Candi Borobudur. Alat itu disiapkan untuk menyambut kedatangan Prabowo dan Macron.

Saat kunjungan itu beberapa orang menjajal naik candi menggunakan alat itu. Salah satunya Ketua DPD Walubi Jawa Tengah Tanto Soegito Harsono.

“Naik juga nyaman nggak terasa sudah sampai. Terutama saya kan kakinya sakit, jalan pincang. Jadi betul-betul nyaman naik nggak terasa sudah sampai di atas (lantai 7),” kata Tanto saat dihubungi Sabtu (31/5).

Tanto mengatakan, saat mencoba tersebut setiap berpindahan ada orang yang membantunya. Hal serupa juga sewaktu turunnya.

“Kalau untuk saya lebih (mempercepat waktu). Sangat membantu sekali,” imbuhnya.

“Kalau saya jujur dengan adanya stairlift itu membantu lansia dan yang punya problem kaki. Tapi, kan semua kembali kepada pemerintah. Kita nggak bisa memaksakan harus jalan terus. Itu kan ada kajian-kajian dari pemerintah, apakah itu memenuhi standar untuk dipasang terus atau tidak kan,” ujarnya.

Pihaknya memberikan imbauan jangan sampai merusak candi. Hal ini karena Candi Borobudur merupakan bangunan peninggalan nenek moyang.

“Karena itu (candi) kan peninggalan nenek moyang kita sebagai bangsa Indonesia. Candi Borobudur itu kan miliknya semua rakyat Indonesia, bukan milik tertentu. Harapan saya tentunya juga yang penting semuanya bisa berjalan dengan baik, tidak merugikan,” kata dia.

——-

Artikel ini telah naik di detikJateng.