Studi Terbaru Ungkap Penyebab Ukuran Ikan Badut Nemo Makin Mengecil

Posted on

Sebuah studi menunjukkan ukuran ikan badut atau clown fish menyusut imbas suhu lautan yang kian memanas. Kok bisa?

Penelitian ikan badut yang kini lebih populer dengan sebutan ‘ikan Nemo’ berkat film animasi Finding Nemo itu dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Newcastle, Inggris di pusat konservasi di Papua Nugini. Tim itu memantau 134 ikan badut selama lima bulan periode gelombang panas laut pada 2023.

Penulis utama studi Melissa Versteeg yang juga mahasiswa PhD di Newcastle University, mengukur panjang setiap ikan setiap bulan, serta mengukur suhu air setiap 4-6 hari.

Versteeg menemukan bahwa ikan tersebut akan menjadi lebih kecil ketika suhu meningkat. Temuan ini pertama kalinya ikan terumbu karang ditemukan menyusut ketika kondisi lingkungan berubah.

“Saya sangat terkejut dengan temuan ini,” ujar Versteeg pada Jumat (20/6/2025), dilansir dari CNN.

Dia menambahkan bahwa ikan badut menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang luar biasa.

“Kami melihat bahwa mereka memiliki kapasitas yang besar untuk merespons apa yang dilemparkan lingkungan kepada mereka,” kata dia.

Kondisi itu sangat relevan karena gelombang panas laut menjadi semakin umum terjadi seiring dengan meningkatnya perubahan iklim, dengan dampak serius pada terumbu karang dan kehidupan laut lainnya.

Menurut tim peneliti, dari 134 ikan badut yang diteliti, 100 di antaranya menjadi lebih kecil, dan penyusutan ini meningkatkan peluang mereka untuk bertahan dari lautan yang ‘mendidih’ hingga 78 persen.

Penulis studi senior Theresa Rueger yang juga ahli ekologi kelautan di Newcastle University, mengatakan penyusutan belum tentu merupakan hal yang baik karena ikan-ikan kecil akan bereproduksi lebih sedikit, dan hal ini dapat berakibat buruk bagi populasi.

“Namun, penelitian kami juga menemukan bahwa karena mereka dapat menyusut dan memiliki plastisitas pertumbuhan yang tinggi, mereka dapat bertahan hidup dengan lebih baik selama gelombang panas laut,” katanya.

“Itu bisa menjadi hal yang sangat positif, bahwa mereka memiliki kapasitas tersebut dan dapat beradaptasi dengan keadaan mereka dengan cara itu,” dia menambahkan.

Versteeg mengatakan sejumlah kecil hewan lain juga mampu menyusut, termasuk iguana laut, yang mampu menyerap kembali material tulang untuk menjadi lebih kecil selama masa tekanan lingkungan.

Tim peneliti juga menemukan bahwa ikan badut yang menyusut bersamaan dengan pasangannya memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup. Hal ini disebabkan oleh keseimbangan kekuatan antara betina, yang lebih besar dan lebih dominan, dengan jantannya.

Jika betina mulai menyusut, jantan juga akan menyusut untuk mencegah konflik sosial dan mengurangi kemungkinan konfrontasi yang akan selalu kalah. Perubahan itu penting karena ikan badut hidup bersimbiosis dengan salah satu dari dua spesies anemon laut, yaitu Heteractis magnifica dan Stichodactyla gigantea.

Anemon memberikan perlindungan bagi ikan badut yang merupakan perenang yang buruk.

“Jika mereka meninggalkan anemon, mereka hanya memiliki sedikit waktu sebelum dimakan, terus terang,” kata Rueger.

Artinya, penting bagi mereka untuk tidak berkelahi dengan pasangannya dan berisiko terdorong ke laut lepas. ungkap