Tebet Eco Park nggak sedang bikin pameran seni, Jakarta Artmosphere. Di sela rimbunnya pepohonan di sana terdapat lukisan dan patung.
Jakarta Artmosphere, pagelaran seni terbuka yang menampilkan berbagai karya seni dari seniman lokal, di Tebet Eco Park itu digelar tanggal 18-26 Oktober 2025.
Traveler yang berjalan menyusuri taman di area plaza seakan diajak ke galeri terbuka. Di setiap sudut, terpajang karya seni yang berpadu dengan asrinya pepohonan di pagi hari.
Salah satu patung berbentuk topeng bertajuk ‘Metamorfosis’ karya Agus Wibowo berdiri hening di atas rumput hijau, memberikan kesan dan makna mendalam sebagai bentuk penyatuan alam dan seni.
Karya yang banyak menarik perhatian adalah patung bernama “Supairdiman” karya Amboro Liring. Patung itu merupakan patung realis meniru tokoh superhero Spiderman namun berpenampilan berbeda. Supairdiman mengenakan pakaian ala Spiderman lengkap dengan penutup kepala namun sedang beraktivitas laiknya warga kebanyakan.
Supairdiman sedang membuka topeng sampai ke hidung. Tangan kanannya hendak memasukkan makanan berupa ceker ayam ke mulut sedangkan tangan kirinya memegang nasi pincuk atau nasi dengan alas daun pisang.
Spiderman yang ini berbahan fiberglass.
Sejumlah pengunjung berhenti cukup lama lama di depan Supairdiman. Ada yang mengamati, ada pula yang berfoto. Beberapa anak-anak tampak antusias saat mendekati Supairdiman.
Selain Supairdiman, Jakarta Artmosphere menampilkan berbagai karya seni seperti patung dan lukisan yang terinspirasi dari isu lingkungan dan kehidupan. Setiap karyanya memberikan makna dan disuguhkan dalam estetika yang indah.
Salah satu pengunjung mengatakan Tebet Eco Park kali ini memberikan pengalaman baru dalam menikmati seni.
“Biasanya datang ke galeri seni atau museum, tapi yang ini lebih seru karena diadakan di ruang terbuka,” ujar Ica, wisatawan yang saat itu datang untuk berolahraga Rabu (22/10/2015).
Bersantai di Tebet Eco Park
Ya, sebagian besar pengunjung datang ke Tebet Eco Park untuk berolahraga atau menikmati suasana asri di taman tersebut. Taman yang terletak di jantung kota Jakarta itu menjadi pilihan yang pas untuk berolahraga karena memiliki jalur lari yang terbentang di sepanjang kawasan taman. Ada pula yang memilih jogging mengelilingi Tebet Eco Park dari trotoar yang melingkari taman itu.
“Tempatnya gratis, nyaman, dan gampang akses kendaraan umum jadi sangat direkomendasikan buat dikunjungi,” Ica menambahkan.
Salah satu bangunan ikonik di Tebet Eco Park adalah Infinity Link Bridge. Jembatan itu dirancang untuk menyambungkan taman utara dan selatan yang sebelumnya dipisahkan oleh Jalan Tebet Timur.
Jembatan yang memiliki tinggi enam meter itu berdiri di antara pepohonan yang menjulang tinggi, yang membuat jembatan seakan dipeluk oleh kanopi hijau yang rimbun. Penataan vegetasi di sekitar Infinity Link Bridge didesain dengan berbagai tone warna yang terinspirasi dari pohon leda (Eucalyptus deglupta blume).
Jembatan itu juga sekaligus menghubungkan area bermain anak dan area seni. Di area bermain anak taman itu memfasilitasi berbagai jenis permainan seperti perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, dan trampolin. Di dekat area bermain itu terdapat area tunggu untuk orang tua untuk menjaga anak-anaknya.
Polemik Fotografer di Tebet Eco Park
Tebet Eco Park tetap ramai dikunjungi wisatawan setelah peristiwa pengunjung yang membawa kamera dimintai denda saat memotret di kawasan taman pada Jumat (19/10). Para pengunjung berharap peristiwa serupa tidak terulang lagi.
Salah satu pengunjung, Salsabila, mengatakan taman yang difasilitasi sebagai ruang publik harus memberikan rasa nyaman bagi masyarakat, jangan sampai peristiwa seperti ini terjadi lagi.
“Semoga pengelola Tebet Eco Park bisa memberikan pengarahan dengan tegas terhadap kebebasan ruang publik di taman tersebut,” kata dia.
