Pemerintah Thailand menyerukan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul lonjakan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian baru virus tersebut.
Seperti yang kita ketahui jika negara di kawasan Asia Tenggara itu merupakan destinasi favorit wisatawan. Tercatat sekitar 35 juta wisatawan mengunjungi Thailand sepanjang tahun lalu.
Thailand juga populer di kalangan wisatawan asal Inggris, dengan lebih dari 700.000 orang Inggris tercatat berkunjung pada tahun 2024.
Dilansir dari Express, Selasa (3/6/2025) lonjakan kasus itu mendorong Pemerintah Thailand untuk mengeluarkan peringatan kesehatan, baik kepada warga maupun para wisatawan.
Wakil juru bicara pemerintah, Anukool Pruksanusak, menyampaikan imbauan agar masyarakat mengantisipasi penyebaran itu. Dengan menerapkan kembali pola hidup dan perilaku yang sehat.
“Mengurangi aktivitas yang berisiko menularkan infeksi, rajin mencuci tangan, mengenakan masker di tempat ramai, mendapatkan vaksinasi penguat sesuai jadwal, serta segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala,” ujar Pruksanusak.
Ia juga mengingatkan bahwa musim hujan dan peningkatan mobilitas internasional dapat mempercepat penyebaran virus. Sejak pertengahan Februari, jumlah kasus mengalami peningkatan signifikan dan kini mencapai angka tertinggi sejak Juni tahun lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan varian baru NB.1.8.1 sebagai varian yang masih dalam pemantauan karena kekhawatiran atas lonjakan kasus secara global. Varian tersebut juga telah ditemukan di beberapa destinasi wisata populer lainnya seperti Mesir dan Maldives.
Laporan kasus juga muncul di negara-negara seperti Kamboja, Tiongkok, Hong Kong, dan Singapura. Di Irlandia Utara, otoritas kesehatan di sana mengonfirmasi adanya tujuh kasus varian baru dalam delapan minggu terakhir.
Gejala umum yang dilaporkan antara lain sakit tenggorokan, kelelahan, demam, batuk ringan, nyeri otot, serta hidung tersumbat. Beberapa pasien juga menunjukkan gejala gangguan saluran pencernaan (gastrointestinal).
Para pakar menyatakan bahwa varian NB.1.8.1 memiliki banyak mutasi yang memungkinkan virus menginfeksi sel lebih efisien dibandingkan varian sebelumnya. Dan kini bertanggung jawab atas lebih dari 10% kasus infeksi covid secara global.