Pengeloka Gunung Rinjani mengumumkan kenaikan tiket masuk untuk para pendaki. Pelajar, WNI dan WNA naik semua!
Lewat akun instagram resmi Taman Nasional Gunung Rinjani memberikan rincian kenaikan tiket masuk pendakian, pada Sabtu (1/11).
“Menindaklanjuti Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor 17 Tahun 2025 tentang kelas tiket masuk pengunjung wisata alam, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menyampaikan hal-hal berikut:
Kenaikan Kelas dan Tarif Tiket
Beberapa jalur pendakian mengalami perubahan kelas yang berdampak pada penyesuaian tarif:
– Kelas 2 → Kelas 1 : Jalur Sembalun, Senaru, Torean
– WNA: Rp200.000 → Rp250.000
– WNI hari kerja: Rp20.000 → Rp50.000
– WNI hari libur: Rp30.000 → Rp75.000
– WNI rombongan pelajar/mahasiswa: Rp10.000 → Rp25.000
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
– Kelas 3 → Kelas 2: Jalur Aikberik, Tetebatu, Timbanuh
– WNA: Rp150.000 → Rp200.000
– WNI hari kerja: Rp10.000 → Rp20.000
– WNI hari libur: Rp15.000 → Rp30.000
– WNI rombongan pelajar/mahasiswa: Rp5.000 → Rp10.000,” tulis BTN Gunung Rinjani.
Kenaikan ini mulai berlaku pada Senin (3/11/2025). Pengunjung yang telah melakukan pemesanan sebelum tanggal tersebut tak perlu khawatir, karena tarif lama tetap berlaku. Namun jika hari pendakian lebih dari yang didaftarkan, maka akan dikenakan tarif baru untuk hari tambahan.
BTN Gunung Rinjani menyebut perubahan ini sebagai upaya peningkatan kualitas layanan, konservasi dan pengelolaan berkelanjutan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
“Mari tetap Cintai Rinjani Dengan Peduli.”
Sebelumnya Ketua Forum Wisata Lingkar Rinjani (FWLR), Royal Sembahulun sudah mendukung rencana kenaikan tarif pendakian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, Royal meminta ada timbal balik buat pendaki.
Royal menilai kenaikan tarif pendakian tersebut akan berdampak pada peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Ia berharap pemerintah dapat mengalokasikan sebesar 30 persen dari PNBP tersebut untuk perbaikan tata kelola pendakian Gunung Rinjani.
“Kami meminta kepada pemerintah minimal 30 persennya (dari PNBP) itu kembali lagi ke Rinjani untuk perbaikan tata kelola dan fasilitas di Gunung Rinjani,” kata Royal kepada detikBali, Selasa (21/10/2025).
Royal menyebut selama ini pendapatan di Gunung Rinjani langsung disetor kepada pemerintah pusat dan dialokasikan untuk sektor lain. Padahal, masih banyak fasilitas yang perlu diperbaiki di Rinjani. Misalkan perbaikan jalur, pengelolaan sampah, ketersediaan toilet, hingga peralatan evakuasi.
“Selama ini tidak ada (perbaikan fasilitas). Jadi harapan kami harus ada dong untuk Rinjani dalam bentuk yang nyata, baik itu untuk peningkatan fasilitas maupun pengembangan sumber daya masyarakat. Sehingga Rinjani benar-benar kelas dunia,” kata dia.






