Tanggal 1 Suro 2025 jatuh pada Kamis (26/6/2025) malam hingga Jumat (27/6/2025) yang dianggap sebagai momen sakral bagi masyarakat Islam-Jawa. Malam satu Sur adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri, mohon ampun pada Allah SWT, dan berharap diberi keberkahan selama hidup.
Dikutip dari laman Universitas Dinamika Surabaya, sebagian masyarakat Islam-Jawa lantas menghindari pelaksanaan hajatan, pergi jauh, atau keluar rumah tanpa tujuan di malam satu Suro. Mereka memilih berdiam di rumah untuk melakukan ibadah atau tradisi lain dengan tujuan ingin mendekat pada Allah SWT.
Tradisi Malam Satu Suro
Dikutip dari arsip berita detikcom, beberapa tradisi malam satu Suro sebagai bagian dari identitas budaya dan tradisi di masyarakat adalah:
1. Pawai Obor
Sesuai namanya, berbagai komponen masyarakat berjalan bersama membawa obor dan properti lain di malam satu Suro. Peserta biasanya melantunkan doa dan sholawat sambil berjalan di lingkungan tempat tinggalnya. Obor dimaksudkan sebagai sumber penerangan dan petunjuk dalam hidup.
2. Bubur Suro
Peringatan satu Suro ditandai dengan makanan berupa bubur Suro dengan bahan dasar beras putih dan santan. Dalam pengolahannya, santan direbus bersama beras putih dan menjadi kuah bubur. Bubur suro dinikmati bersama dan dibagikan kepada warga yang lewat lokasi perayaan.
3. Tapa Bisu
Di Keraton Yogyakarta, tradisi ini serupa Mubeng Benteng yang dilaksanakan malam satu Suro. Peserta Mubeng Benteng harus berjalan kaki memutari benteng kerajaan tanpa alas kaki dalam diam. Tapa Bisu adalah momen yang tepat untuk introspeksi diri.
4. Kirab Kebo Bule
Kebo bule adalah hewan kerbau dengan warna lebih cerah, yang dalam kepercayaan masyarakat Jawa dianggap membawa keberkahan. Hewan juga dianggap sebagai favorit raja Jawa sehingga mendapat perlakukan istimewa dan diarak keliling kerajaan saat malam satu Suro.
Kebiasaan tradisi satu Suro masih dilakukan pihak keraton hingga saat ini bersama masyarakat. Beragam kebiasaan adat istiadat ini menjadi daya tarik wisata budaya Indonesia.