Di kawasan Kebun Raya Bogor terdapat sejumlah bangunan bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi bagian penting dari perjalanan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Salah satunya adalah bangunan yang dulunya berfungsi sebagai rumah sakit militer pada masa Hindia Belanda, sebelum kemudian dialihfungsikan menjadi laboratorium penelitian.
Bangunan Treub Laboratorium tersebut tidak dapat dimasuki oleh pengunjung karena telah ditetapkan sebagai cagar budaya Kota Bogor. Meski demikian, pengunjung masih diperbolehkan melihat dari luar untuk mengamati arsitektur kolonial yang tetap terjaga keasliannya.
Di dalam area yang sama juga terdapat rumah direktur Kebun Raya Bogor, yang pada masanya menjadi tempat tinggal para pemimpin lembaga penelitian botani.
“Bangunan ini dulunya merupakan rumah sakit militer pada masa Hindia Belanda, kemudian dialihfungsikan menjadi laboratorium penelitian. Saat ini bangunan tersebut tidak boleh dimasuki karena sudah ditetapkan sebagai cagar budaya Kota Bogor,” ujar Ara, pemandu wisata Jakarta Goof Guide.
Rumah direktur ini diketahui masih digunakan hingga masa awal kemerdekaan Indonesia. Bahkan, hingga akhir 1990-an, bangunan tersebut tetap difungsikan sebagai kediaman direktur lembaga riset yang kini berada di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Letaknya yang berdekatan dengan fasilitas penelitian memudahkan para peneliti dalam menjalankan aktivitas ilmiah sehari-hari. Pada masa pandemi Covid-19, sempat muncul rencana pemanfaatan salah satu bangunan lama di kawasan Kebun Raya Bogor sebagai penginapan dan restoran.
Namun, rencana tersebut akhirnya dihentikan. Selain jumlah kamar yang sangat terbatas, bangunan tersebut merupakan cagar budaya yang tidak boleh dialihfungsikan secara sembarangan karena berisiko merusak struktur bangunan. Kekhawatiran akan keselamatan serta pelestarian bangunan bersejarah menjadi alasan utama penutupan rencana tersebut.
“Sempat ada wacana menjadikan bangunan ini sebagai penginapan, tetapi akhirnya dihentikan karena jumlah kamar terbatas dan bangunannya merupakan cagar budaya yang harus dilindungi,” kata Ara.
Kawasan ini juga berdekatan dengan Museum Zoologi, yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan dan penelitian spesimen, termasuk biji-bijian dan tumbuhan. Setiap temuan tanaman dikaji secara mendalam, mulai dari struktur hingga kromosomnya, guna mendukung penelitian lanjutan seperti perkawinan silang dalam keluarga tumbuhan yang sama.
Keberadaan laboratorium dan rumah direktur ini menegaskan bahwa Kebun Raya Bogor bukan sekadar ruang hijau dan wisata edukasi, melainkan pusat penelitian ilmiah yang memperlakukan tumbuhan sebagai makhluk hidup yang perlu dirawat dengan penuh perhatian.
Kondisi tanaman yang sehat dan indah menjadi cerminan keberhasilan perawatan, karena tumbuhan mengekspresikan “perasaannya” melalui pertumbuhan, mekarnya bunga, atau sebaliknya, dengan tanda-tanda layu.
Hingga kini, bangunan-bangunan bersejarah tersebut tetap dijaga kelestariannya sebagai bagian dari warisan budaya dan ilmiah, sekaligus pengingat peran penting Kebun Raya Bogor dalam perkembangan ilmu botani di Indonesia.






