Para turis asal Amerika Serikat (AS) tidak menyangka liburan di Singapura tidak ramah di kantong. Dia bahkan menyimpulkan bahwa liburan di negeri singa bukan untuk turis mendang-mending.
Turis AS itu Terry Pernell, dan pasangannya, Mag. Mereka influencer dan telah memulai perjalanan dari Kenya, kemudian kawasan Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Bali, kemudian berlanjut ke Singapura.
Pada 11 September, Pernell mengunggah video dari Newton Food Center dengan keterangan yang menginformasikan bahwa biaya hidup di Singapura cukup mahal, termasuk soal makanan.
“Singapura bikin saya bayar USD 35 (setara Rp 582 ribu) untuk makanan, padahal Malaysia yang memiliki suasana yang sama cuma membayar harga setengahnya. Kalian pilih mana?” kata Pernell dalam keterangan konten di akunnya dilansir VNExpress, Senin (22/9/2025).
Dalam video itu, Pernell menyebut memesan 10 tusuk sate, daging sapi tumis, dan sepiring besar nasi goreng telur. Untuk menyantap makanan itu, mereka mendapatkan tagihan sebesar USD 45 atau sekitar Rp 453 ribu.
Dengan harga itu, Pernell berharap rasa makanan jauh lebih lezat ketimbang saat dia membelinya di Malaysia. Termasuk, sate.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Makanan ini seharusnya benar-benar luar biasa,” kata Pernell saat mencicipi sate.
Setelah menyantap sate itu, dia bilang rasanya tidak terlalu mengecewakan. Dia memuji saus kacangnya.
“Saya tidak bisa bilang makanannya tidak enak,” kata Pernell.
Sementara itu, Mag secara lugas menuliskan keterangan bahwa “Singapura bukan untuk orang miskin,” saat menyorot satu gelas bir.
Pernell bahkan berkelakar agar turis-turis yang liburan ke Singapura membawa semua uang yang dimiliki agar liburan lebih nyaman.
“Bawa semua uangmu, jangan tinggalkan sepeser pun di rumah,” kata Pernell.
Video Pernell ditonton lebih dari 200 ribu kali dan dibanjiri likes dan komentar dari warganet, baik dari Singapura atau dari luar negeri singa itu.
“Saya sebagai orang Singapura juga tidak pernah makan di Newton,” tulis seorang pengguna, yang menunjukkan bahwa hawker center tersebut memang dikenal mahal.
“Harga yang Anda bayar tidak mewakili seluruh Singapura. Ada banyak tempat di mana Anda bisa mendapatkan makanan yang sama jauh lebih murah,” komentar yang lain.
“Anda membandingkan negara maju dengan negara berkembang. Itu tidak adil,” ujar yang lain.
Penilaian serba mahal untuk liburan di Singapura itu bukan kali ini disampaikan. Seorang turis dari China pernah menyatakan tidak akan kembali ke Singapura karena harga yang tinggi dan kualitas makanan yang buruk.