Janji snorkeling di tempat eksotis berakhir pahit bagi dua turis asing di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satunya, Mattew Daniel Lambden (35) asal Inggris, mengaku naik rakit styrofoam ke laut setelah diduga ditipu sopir lokal.
Lambden melaporkan peristiwa itu kepada Polres Manggarai Barat pada Minggu (20/7/2025). Selain Mattew, korban lainnya adalah temannya yang berasal dari Filipina.
Kejadian berawal saat Mattew dan temannya mencari spot snorkeling di sekitar Labuan Bajo. Mereka memesan trip snorkeling ke Taman Nasional Komodo. Namun, Mattew memutuskan mencari alternatif melalui postingan di sebuah grup Facebook.
Pesan Mattew ditanggapi oleh pria berinisial H. H menawarkan snorkeling di Nuca Molas atau Pulau Mules, yang berada jauh dari Labuan Bajo. Perjalanan ke lokasi memakan waktu sekitar empat jam lewat jalur darat, dilanjutkan dengan perahu.
Mattew sebenarnya ingin snorkeling di Pulau Kanawa, yang hanya sekitar 20 menit dari Labuan Bajo. Namun H meyakinkannya bahwa Nuca Molas adalah lokasi snorkeling yang lebih baik.
“Kami rencananya mau pergi snorkeling di tempat yang baik karena kami sebelumnya booking ke Komodo, jadi saya posting ke Facebook, mungkin ada yang bisa antar kami ke tempat yang baik untuk snorkeling. H koment bilang dia bisa bawa kami ke pulau yang baik untuk snorkeling. Dia promosi ada tempat yang bagus untuk snorkeling, pulau yang indah namanya Nuca Molas,” kata Mattew seusai membuat laporan di Polres Manggarai Barat.
H lalu menjemput Mattew dan rekannya di homestay. Saat berkendara, H disebut minum bir, merokok, dan bermain ponsel. Hal ini membuat Mattew merasa tak nyaman.
“Dia jemput kami di homestay dan antar kami ke Nuca Molas tapi selama berkendara dia minum, sambil merokok, sambil main HP buka Facebook,” kata dia.
Setibanya di lokasi penyeberangan, Mattew dan rekannya diminta naik rakit styrofoam berukuran sekitar 1×2 meter untuk menyeberang ke perahu. Rakit itu didayung secara manual selama 10 menit. Mattew sempat merekam momen tersebut.
Setelah naik perahu yang disebut dalam kondisi rusak dan bermasalah dengan mesin, mereka tiba di Nuca Molas. Namun, di lokasi ternyata tak ada spot snorkeling seperti yang dijanjikan.
“Sampai di sana ternyata tidak ada snorkeling spot seperti yang dijanjikan, lalu antar kami pulang,” katanya.
Mattew mengaku telah membayar Rp 2 juta kepada H untuk trip tersebut. “Lalu saya bayar dia Rp juta untuk trip tersebut,” ujarnya.
Setelah kembali ke Labuan Bajo, Mattew membagikan pengalamannya melalui postingan di grup Facebook. Tak lama kemudian, ia dihubungi oleh H yang memintanya menghapus unggahan tersebut. H bahkan mengancam akan mendatangi homestay tempat Mattew menginap.
Merasa terancam, Mattew membuat laporan ke SPKT Polres Manggarai Barat sekitar pukul 23.30 Wita. Sebelum ke Polres, seorang polisi lebih dulu mendatangi penginapannya. Mattew lalu menumpang mobil pikap warga menuju kantor polisi.
Sejumlah anggota Buser Satreskrim Polres Manggarai Barat terlihat berada di ruang SPKT usai laporan dibuat. Mereka berkoordinasi untuk mengejar pelaku dan memastikan keamanan Mattew.
“Ya, malam ini kami cari,” kata seorang anggota buser.
***
Selengkapnya klik di sini.