Turis Lecehkan Anak-anak Desa Adat Namibia Demi Foto

Posted on

Seorang turis Inggris membuat satu negara geger. Ia liburan ke desa adat dan melecehkan seorang anak demi foto-foto perjalanan.

Turis yang tak disebutkan namanya itu liburan ke sebuah situs budaya Desa Adat San di wilayah Otjozondjupa, Namibia. Pria yang berusia 64 tahun itu memotret anak-anak San tanpa busana di Grashoek Living Museum di wilayah Tsumkwe Barat. Polisi mengatakan tersangka diduga juga menyentuh anak-anak secara tidak senonoh.

Kepala urusan masyarakat di wilayah Otjozondjupa, inspektur senior Maureen Mbeha, mengatakan tersangka diduga menganiaya 16 gadis remaja. Empat belas remaja laki-laki dan tiga anak laki-laki yang lebih muda juga diduga dilecehkan. Sebagai balasannya, korban diberi permen dan uang.

Beberapa foto telanjang dilaporkan ditemukan di kamera pria tersebut. Kamera itu disita oleh petugas di Kantor Polisi Maroelaboom selama penangkapannya.

Tersangka, yang memasuki negara tersebut pada 15 Mei, diperkirakan akan hadir di Pengadilan Magistrat Grootfontein minggu ini.

Juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup dan Pariwisata Ndeshipanda Hamunyela mengatakan insiden itu merupakan pelanggaran berat terhadap hak privasi, martabat, dan perlindungan anak-anak, serta menunjukkan rasa tidak hormat yang mendalam terhadap warisan budaya komunitas San.

“Itu juga merupakan pelanggaran serius terhadap hukum Namibia tentang perlindungan anak di bawah umur, dan bertentangan dengan etika perilaku yang diperlukan saat berinteraksi dengan masyarakat adat,” kata Hamunyela dikutip dari Namibian.com pada Kamis (22/5/2025).

Dia mengatakan kementerian mendukung perlindungan anak-anak sebagaimana diartikulasikan dalam Pasal 8 Konstitusi Namibia, yang membahas penghormatan terhadap martabat manusia.

“Tidak dapat diterima bagi pengunjung mana pun, baik asing maupun lokal, untuk mengeksploitasi atau mengobjektifikasi masyarakat adat atau anak-anak mereka untuk tujuan apa pun, termasuk fotografi,” kata Hamunyela.

Penghormatan terhadap martabat manusia dan kepekaan budaya harus menjadi pusat dari semua kegiatan pariwisata di negara kita.

Kementerian lebih lanjut mendesak operator tur, pemandu, dan pengunjung untuk membiasakan diri dengan pedoman pariwisata yang bertanggung jawab dan menjaga perilaku etis saat berinteraksi dengan masyarakat lokal.

“Pariwisata di Namibia harus berfungsi untuk mempromosikan pemahaman budaya, saling menghormati, dan pembangunan sosial-ekonomi, bukan untuk mengeksploitasi atau mengobjektifikasi masyarakat adat kita,” kata Hamunyela.

Ia meminta warga Namibia untuk melaporkan tindakan tidak manusiawi tersebut kepada pihak berwenang. Ia sekaligus memuji tindakan cepat polisi.

“Kami memuji polisi atas tindakan cepat dalam menangani masalah ini, dan kami yakin bahwa hukum akan berjalan sebagaimana mestinya,” katanya.