Dalam menyambut Jakarta sebagai kota global, salah satu keberhasilannya dilihat dari indeks literasi. Hal itu seraya dengan dibukanya perpustakaan hingga malam hari.
Harapan jam operasional yang baru itu tentunya bisa meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan. Oleh karenanya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini membuka perpustakaan hingga malam hari, yang di mulai dari Perpuatakaan Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra H.B Jassin di area Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.
“Tentu Jakarta menuju kota global ini kami dengan arahan pak gubernur bersemangat untuk mewujudkan Jakarta menjadi kota global, yang salah satunya tentu ditunjukan dengan indeks literasi. Nah maka dari itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) memiliki semangat bagaimana membangun budaya literasi yang salah satunya melalui berbagai macam aktivitas di perpustakaan,” ucap Kepala Dispusip DKI Jakarta, Saefuloh Hidayat di Perpustakaan Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Dalam uji coba kebijakan itu yang dilakukan semalam dua minggu sejak 21 April lalu, Saefuloh menyebut pihaknya telah melakukan evaluasi secara bertahap guna nantinya memberikan pelayanan yang terbaik. Dan sudah menjadi tugas pemerintah dalam memberikan fasilitas terbaik untuk meningkatkan budaya literasi di masyarakat.
“Oleh sebab itu kami melakukan evaluasi jam per jam, hari per hari untuk memastikan animonya seperti apa, kira-kira begitu,” jelas Saefuloh.
“Dan itu adalah tanggung jawab kita semua, termasuk pemerintah harus menyiapkan fasilitas untuk gerakan tersebut,” sambungnya.
Saefuloh mencontohkan kini masyarakat sudah mulai memiliki minat yang besar terhadap literasi, dari catatan pihaknya sekitar 3.500 orang yang berkunjung ke Perpustakaan Cikini dalam satu harinya di akhir pekan.
Ragam aktivitas dan fasilitas pendukung juga pihaknya giatkan agar masyarakat senang kala berkunjung ke perpustakaan. Sudah semestinya perpustakaan menjadi ruang nyaman untuk masyarakat berkumpul, berinteraksi, dan sebagai medium belajar.
“Artinya budaya literasi terus tumbuh gitu ya. Nah kemudian itulah yang menyemangati kami terus meningkatkan layanan,” ujarnya.
Di Perpustakaan Jakarta dan PDS H.B Jassin ini bukan hanya menyimpan ragam koleksi buku-buku saja, tetapi juga terdapat aktivitas menarik lainnya yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Mulai dari pameran, kelas-kelas seperti kelas storytelling untuk anak-anak hingga night at library.
“Intinya kita mengajak semua orang untuk mengisi waktu-waktu di perpustakaan. Perpustakaannya sudah nyaman, koleksi bukunya juga banyak, termasuk ditambah macam-macam kegiatan di dalamnya. Jadi kalau kita lihat di sini hampir semua lantai itu ada aktivitasnya,” lengkap Saefuloh. usaha