Usulan pemasangan stairlift permanen di Candi Borobudur menuai sorotan. Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, meminta pemerintah tidak gegabah dan mengedepankan kajian teknis serta arkeologis sebelum mengambil keputusan.
Dia mengatakan pemasangan stairlift dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas juga berpotensi mengganggu keaslian struktur dan estetika candi Buddha di Magelang, Jawa Tengah itu yang masuk dalam daftar Warisan Budaya UNESCO itu. Dia juga menekankan pentingnya melibatkan UNESCO dan para ahli konservasi dalam prosesnya.
“Pelestarian nilai historis dan arsitektural harus jadi pertimbangan utama,” kata Lalu, Sabtu (31/5/2025).
Dia menyarankan pemerintah mencari solusi yang lebih ramah konservasi untuk mendukung wisata inklusif, seperti teknologi aksesibilitas noninvasif dan pendekatan yang tidak merusak struktur asli candi.
Senada, Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi PDIP, My Esti Wijayati, mengingatkan bahwa pemasangan alat mekanik, seperti stairlift, di kawasan Candi Borobudur harus tunduk pada aturan cagar budaya dan mempertimbangkan dampaknya terhadap struktur bangunan.
“Perlu kajian matang. Candi Borobudur mengalami penurunan struktur beberapa milimeter setiap tahun. Menambah beban justru bisa memperparah kondisi,” ujar Esti, Jumat (30/5).
Dia menyarankan agar pemasangan alat bantu hanya dilakukan sementara untuk tamu negara dan segera dibongkar setelah acara selesai. Esti juga mengingatkan bahwa Candi Borobudur bukan sekadar objek wisata, tapi tempat ibadah dan pusat spiritual umat Buddha.
“Fungsi religius harus jadi prioritas. Tak semua orang harus naik ke atas. Keindahannya tetap bisa dinikmati dari kejauhan,” dia menegaskan.
“Borobudur adalah warisan dunia dan kebanggaan bangsa. Jangan korbankan keberlangsungannya hanya demi keputusan sesaat,” kata dia.
Usulan untuk membuat stairlift itu permanen datang dari Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon. Dia mengatakan mengungkap stairlift itu bisa memuat Candi Borobudur inklusif.
“Kita harapkan, nanti ini uji coba dulu ya,” kata Fadli Zon kepada wartawan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/5).
“Nggak ada masalah itu, kita akan ke depan ini karena untuk inklusivitas. Di semua cagar budaya dunia sudah dipasang dan kita harapkan ke depan ini kan sekaligus kemarin kita sudah rencanakan lama, akan kita coba permanenkan,” ujar dia. wacana