Wisatawan dari Inggris yang baru pulang dari Eropa atau wisatawan Eropa yang datang ke Inggris harus memperhatikan barang bawaan. Karena Pemerintah Inggris baru saja memperketat aturan bea cukai.
Membawa roti lapis atau keju dari luar negeri, wisatawan bisa mendapat denda hingga 5.000 poundsterling atau sekitar Rp 100 juta.
Dilansir dari Express, Jumat (16/5/2025) kebijakan itu datang seiring meningkatnya kekhawatiran atas wabah penyakit kaki dan mulut (FMD) yang tengah merebak di sejumlah negara Eropa.
Meskipun penyakit tersebut tidak menular ke manusia, Pemerintah Inggris ingin melindungi ternak dan industri pertanian mereka yang sangat bergantung pada kondisi hewan sehat.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Wisatawan yang datang dari negara-negara seperti Spanyol, Prancis, Italia, atau Yunani harus dipastikan bebas dari makanan seperti daging olahan, daging mentah, produk susu, keju, dan bahkan roti lapis.
Semua produk itu sekarang masuk daftar barang terlarang, meskipun dibeli di toko bebas bea (duty free) atau sudah dikemas rapi. Kalau ketahuan membawa makanan itu, nantinya wisatawan akan diminta menyerahkannya di perbatasan atau bersiap-siap kena denda besar.
“Dalam kasus yang serius, pelanggar bisa dikenai denda hingga 5.000 poundsterling,” ujar salah satu pejabat.
Larangan tersebut hanya berlaku untuk wisatawan yang datang dari luar Inggris Raya, sehingga wisatawan yang bepergian dari Irlandia Utara, Jersey, Guernsey, atau Pulau Man, aturan ini tidak berlaku.
Pemerintah mengatakan kebijakan itu perlu dilakukan demi menjaga petani lokal, memperkuat ketahanan pangan, dan melindungi populasi hewan ternak di Inggris.
Menteri Pertanian Inggris, Daniel Zeichner, mengatakan pemerintah akan melakukan berbagai cara agar bisa menghindari penyakit tersebut menular di wilayah Inggris. Oleh karenanya kebijakan itu kini sudah diberlakukan.
“Pemerintah akan melakukan segala hal untuk melindungi petani Inggris dari ancaman penyakit kaki dan mulut. Itulah kenapa kami memberlakukan pembatasan ketat terhadap impor produk daging dan susu,” tegas Daniel.
Sementara itu, Wakil Kepala Dokter Hewan Inggris untuk urusan internasional dan perdagangan, Dr. Jorge Martin-Almagro, menambahkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan rencana darurat yang solid untuk menangani potensi risiko tersebut.
“Langkah ini diambil untuk melindungi petani dan menjaga ketahanan pangan Inggris,” jelasnya.