Kebijakan terbaru pemerintah China tentang pernikahan warganya ternyata terbukti bisa menggerakkan sektor pariwisata. Bagaimana caranya?
Selasa (20/5/2025) pagi, Yang Min dan istrinya, He Xingyue, mendaftarkan pernikahan mereka di tepi Danau Erhai, yang berjarak ratusan kilometer dari rumah mereka di Provinsi Yunnan, China barat daya.
Tanggal 20 Mei memiliki arti khusus di China, mengingat pelafalannya dalam bahasa Mandarin “520” menyerupai frasa “wo ai ni,” yang berarti “aku mencintaimu.”
Tanggal ‘cantik’ ini pun menjadi puncak pendaftaran pernikahan di China. Antrean panjang calon pengantin kerap dijumpai di kantor-kantor catatan sipil di seluruh negeri Panda.
Dengan dihapuskannya peraturan pendaftaran rumah tangga untuk pernikahan di China pada awal bulan ini, banyak pasangan yang mengikuti tren baru “pernikahan plus perjalanan” yang menggabungkan tujuan perjalanan untuk acara pernikahan dan liburan.
“Berkat pendaftaran pernikahan yang menjadi jauh lebih mudah, kami memutuskan untuk menikah di tempat kami pertama kali bertemu,” kata Yang dari Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, dikutip dari Xinhua, Minggu (25/5/2025).
Tempat pendaftaran pernikahan mereka yang bergaya taman terletak di sebuah semenanjung di Danau Erhai, di mana upacara pernikahan kelompok diadakan pada Selasa pagi tersebut di Prefektur Otonom Etnis Bai Dali, juga di Yunnan.
Setelah upacara pernikahan, Yang dan istrinya akan menghabiskan beberapa hari di Dali untuk berbulan madu.
Pernikahan Tak Harus Didaftarkan di Daerah Asal Pengantin
Peraturan pernikahan terbaru yang tidak merepotkan telah membuat pendaftaran pernikahan lintas wilayah menjadi lebih mudah, terutama bagi mereka yang bekerja di luar kampung halaman.
Menurut sensus penduduk nasional China pada tahun 2020 silam, populasi mobilitas penduduk China mencapai 376 juta, termasuk 125 juta migran antarprovinsi.
Karena kebijakan itu tidak lagi mengharuskan orang untuk mendaftarkan pernikahan mereka di wilayah asal, pasangan muda lebih memilih untuk merencanakan pernikahan mereka dengan cara mereka sendiri, seperti bepergian ke destinasi wisata yang ideal untuk menggelar acara peringatan pernikahan atau pernikahan destinasi.
Guna menarik lebih banyak pasangan agar mengatur pernikahan mereka di berbagai tujuan wisata, sekaligus meningkatkan ekonomi konsumsi, berbagai objek wisata di seluruh China telah mengadopsi berbagai langkah.
Yunnan, sebuah destinasi wisata populer yang terkenal akan pemandangan lanskapnya yang menakjubkan, kekayaan budaya etnis, dan kulinernya, telah mendirikan 114 kantor pencatatan pernikahan bergaya taman, yang menawarkan layanan satu pintu untuk pencatatan pernikahan, upacara pernikahan, dan wisata bulan madu.
Sementara Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, telah memindahkan kantor pendaftaran pernikahan ke puncak gunung bersalju di ketinggian 3.250 meter untuk layanan pendaftaran pernikahan, tempat tertinggi di kota tersebut.
Danau Sayram, sebuah objek wisata di Daerah Otonom Uighur Xinjiang di China barat laut, menawarkan tiket masuk gratis seumur hidup bagi pasangan yang mendaftarkan pernikahan mereka di sana sehingga menjadikannya destinasi yang sangat menarik bagi para pengantin baru untuk menikah.
Liang Sen, yang berasal dari Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, dan kekasihnya Wang Mingyi, dari Provinsi Jilin, China timur laut, baru-baru ini mengendarai mobil sejauh lebih dari 10.000 kilometer dari Jilin ke Danau Sayram untuk melakukan pencatatan pernikahan.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Kami berdua suka bepergian. Kebijakan pernikahan yang baru ini memberikan kami kenyamanan dan pernikahan yang istimewa,” kata Liang, menambahkan bahwa pengalaman mereka mencicipi jajanan lokal, mendaki Tembok Besar dan pegunungan yang tertutup salju dalam perjalanan mereka memberikan kenangan romantis.
Fotografer Kecipratan Cuan
Perkembangan pesat pernikahan di destinasi wisata telah mendorong berbagai jenis bisnis, salah satunya fotografi.
Seorang fotografer pribadi yang berbasis di Chengdu, Chen Liuling mengatakan pemotretan foto untuk pernikahan biasanya dihargai mulai dari 200 Yuan (setara Rp450 ribuan, 1 yuan = Rp2.255) hingga 400 Yuan (setara Rp 900 ribuan).
Sementara studio yang lebih mewah mematok harga hingga 699 yuan (setara Rp 1,5 jutaan) per sesi pemotretan pernikahan.
“Banyak pasangan muda yang mencari nuansa upacara dan efektivitas biaya. Mereka rela menghabiskan beberapa ratus yuan untuk mendokumentasikan momen spesial ini,” kata Chen. pesta