Kapal pinisi yang mengangkut rombongan turis Spanyol tenggelam di Labuan Bajo. Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman, menyatakan belum ada penumpang yang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden itu.
Fathur mengungkapkan kronologi tenggelamnya kapal pinisi di Selat Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapal wisata yang mengangkut wisatawan asal Spanyol itu tenggelam setelah mati mesin pada Jumat (26/12/2025) malam.
Kapal itu berisi 11 penumpang. Tujuh orang selamat dan sudah berhasil dievakuasi tadi malam. Sementara itu, empat turis Spanyol yang berada di kapal wisata itu belum ditemukan.
Pencarian tadi malam menyisir area perairan sejauh satu mil laut (nautical mile), tetapi belum membuahkan hasil. Fathur mengatakan korban yang belum ditemukan masih dalam pencarian.
“Masih dalam pencarian. Belum ada status meninggal dan hilang,” kata Fathur dalam keterangan kepada wartawan, Minggu (28/12).
Keempat turis Spanyol yang masih hilang itu adalah satu keluarga. Mereka adalah Martin Carreras Fernando (suami), serta tiga anak Maria Lia Martinez Ortuno, Martin Garcia Mateo, dan Enriquejavier Martinez Ortuno.
Melalui situs resmi, Valencia FC menyatakan bahwa Martin (44) adalah salah satu pelatihnya. Dia arsitek tim Valencia wanita B. Sebelumnya, Valencia FC menyatakan Martin telah meninggal dunia, tetapi kemudian mencabut keterangan tersebut.
Kronologi Kejadian Kapal Tenggelam
Sebelumnya, Fathur telah membeberkan kronologi tenggelamnya kapal pinisi Putri Sakinah itu.
“Pukul 20.30 Wita kapal mengalami mati mesin dan tenggelam,” kata Fathur, Sabtu (27/12).
Fathur mengatakan terdapat 11 orang di kapal wisata itu. Mereka terdiri dari enam turis Spanyol, empat kru, dan seorang pemandu wisata. Menurutnya, kapal itu tenggelam saat berlayar menuju Pulau Padar.
“Berangkat dari Pulau Komodo menuju Pulau Padar untuk melanjutkan perjalanan wisata pada pukul 20.00 Wita, tapi nahas kapal mati mesin dan tenggelam,” kata Fathur.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, mengatakan pencarian korban berlangsung sekitar tiga jam. Tim SAR gabungan mengalami kendala karena gelombang tinggi yang muncul tiba-tiba di lokasi.
“Ketinggian gelombang yang terjadi di lapangan adalah swell atau gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba antara dua sampai tiga meter dan terjadi dalam periode yang singkat,” kata Stephanus.
“Tetapi kami selama tiga jam sudah melakukan pencarian di bawah koordinasi dari Basarnas menyisir kurang lebih satu nautical mile selama tiga jam untuk mencari dan menemukan tanda-tanda, tetapi hal tersebut belum dapat menemukan posisi kapal,” ujar dia.
Tim SAR gabungan kembali melakukan pencarian terhadap keempat korban hari ini. Operasi pencarian melibatkan SAR Manggarai Barat, searider KSOP Labuan Bajo, serta rigid inflatable boat (RIB) Lanal Labuan Bajo, serta membawa peralatan selam.
“Tim SAR gabungan telah menuju lokasi kejadian guna melaksanakan pencarian terhadap para korban,” ujar Fathur.
“Kami semua berharap operasi SAR hari ini membuahkan hasil,” ujar dia.
