Sejumlah bebatuan kuno ditemukan di sebuah umbul di Klaten. Dulunya, situs itu diduga sebuah candi.
Umbul Gedaren di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten, sedang direnovasi. Saat sedang dibongkar, warga setempat justru menemukan sejumlah batu kuno di umbul tersebut.
Bebatuan tersebut ada yang berbentuk lumpang berbagai ukuran, batu umpak bangunan, batu kotak prigen bertakik pada bangunan candi dan sebagainya. Seluruhnya berbahan batu andesit.
Bebatuan itu kemudian dikumpulkan di sisi barat kolam. Sementara di pojok barat daya di bawah akar pepohonan masih terlihat bebatuan kotak bertakik pada reruntuhan bangunan candi.
Alat berat sudah tidak ada di lokasi. Umbul yang semula sempit kini terlihat lebar karena dikeruk sampai tepi jalan desa yang sebelumnya untuk parkiran.
“Ya sudah seminggu lebih direhab. Batu-batu itu ya dari dasar umbul sini,” ungkap warga setempat, Kasto di lokasi.
Dijelaskan Kasto, bebatuan itu sudah sejak dari dulu ada di umbul. Bahkan konon ada yang pernah dipakai duduk Raja Solo Paku Buwono.
“Ada batu yang untuk duduk pangeran atau itu (Paku Buwono). Ini kan penataan jadi sementara sepi,” katanya.
Kadus 2 Desa Gedaren, Sidiq, mengatakan bebatuan itu memang kuno dan sejak dulu berada di dasar umbul. Dia menyebut nantinya batuan itu bakal dikembalikan lagi untuk ditata.
“Nanti dari situ dikembalikan ke situ lagi ditata, ya batu kuno sejak dulu disini. Ini kan diperlebar,” jelas Sidiq.
Diduga Sebuah Candi Petirtaan
Pegiat sejarah Klaten, Hari Wahyudi, menduga umbul tersebut dulunya Candi Petirtaan. Sebab, terlihat ada batu sabuk candi.
“Itu batu bagian kaki candi bagian sabuknya yang mengelilingi kaki, itu masangnya miring. Ya Candi Petirtaan dan struktur masih terlihat di pojok,” ungkap Hari setelah melihat salah satu batunya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Hari menjelaskan dari dokumen kolonial, Umbul Gedaren merupakan mata air kuno. Umbul itu pun tidak digunakan untuk irigasi perkebunan.
“Menurut saya umbul Gedaren merupakan candi patirtaan yang berasal dari masa Hindu-Buddha antara abad IX-X M. Masih terdapat struktur in situ di bawah akar pohon besar di pojok utara umbul yang menandakan dahulu pernah ada bangunan,” ungkap Hari.
Terpisah, Analis Cagar Budaya dan Koleksi Museum Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Wiyan Ari Tanjung mengatakan belum mengetahui ada temuan itu. Namun dinas pernah mengecek situs di sekitarnya.
“Kalau yang umbul belum, kita pernah pendataan yang di makam dan yoni di tengah kampung,” jelas Wiyan Ari saat dimintai konfirmasi.
———
Artikel ini telah naik di detikJateng.
