Setelah menerima kartu kuning dari UNESCO pada 2023, kini dua tahun berselang, tepatnya 2025, banyak pihak ‘mendadak’ peduli Danau Toba. Kementerian Pariwisata hingga Megawati Sukarnoputri.
Kepedulian itu muncul setelah tim asesor dari UNESCO Global Geopark (UGGp) menyatakan menilai ulang kelayakan Kaldera Danau Toba untuk diakui secara global pada 15 Juli 2025. Indonesia hanya memiliki waktu dua bulan untuk meyakinkan tim asesor dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) untuk tetap memasukkan Geopark Kaldera Toba di dalam daftar UNESCO Global Geopark (UGG).
Kementerian Pariwisata Turun Tangan
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) merespons dengan memanggil General Manager Badan Pengelola Kaldera Toba UNESCO Global Geopark (UGGp), Dr Azizul Kholis ke Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Azizul memaparkan perkembangan terbaru terkait status tersebut. Azizul mengatakan membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk melakukan pembenahan, dengan asesmen ulang dari UNESCO yang dijadwalkan pada 15 Juli 2025.
Azizul optimistis masalah itu bisa diatasi lewat kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah.
Rencana Kemenpar Selamatkan Kaldera Toba:
– Pembuatan panel interpretasi di geosite untuk memperkaya pemahaman publik.
– Penyelenggaraan event MICE bertema geopark dan pariwisata berkelanjutan.
– Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 sebesar Rp 56,6 miliar, untuk pembangunan dan revitalisasi geosite di delapan kabupaten sekitar Danau Toba.
– Penyusunan siteplan geosite yang akan dilakukan pada 2026.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan komitmen penuh pemerintah pusat kepada Geopark Kaldera Danau Toba.
“Status geopark global membawa tanggung jawab besar. Kami akan terus mendampingi Pemprov Sumut dan badan pengelola agar seluruh rekomendasi UNESCO dapat dipenuhi,” kata dia.
Kemenpar memberikan dukungan berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 sebesar Rp 56,6 miliar dan kegiatan peningkatan kapasitas SDM, koordinasi teknis, dan revitalisasi geosite seperti Monkey Forest Sibaganding dan Geosite Pulau Sibandang.
Ketum PDIP Perintahkan Bupatinya Perhatikan Kartu Kuning UNESCO
Kemudian, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta kepala daerah dari partainya di Sumatera Utara untuk memperhatikan peringatan UNESCO terhadap kawasan Geopark Kaldera Toba.
Pesan itu disampaikan Megawati melalui surat yang diberikan kepada Masinton Pasaribu, kader PDIP yang juga Bupati Tapanuli Tengah, saat penutupan pembekalan kepala dan wakil kepala daerah dari PDIP hasil Pilkada 2024 di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Minggu (18/5).
“Pesan Ibu Megawati supaya PDIP dan kepala daerah PDIP di Sumatera Utara memperjuangkan dan menyuarakan keberlanjutan tata kelola Geopark Kaldera Toba sesuai standar internasional yang ditetapkan UNESCO,” ucap Masinton dikutip dari Antara.
Bupati Humbang Hasundutan Oloan Nababan yang juga kader PDIP, telah menyampaikan komitmennya untuk menindaklanjuti pesan Megawati. Humbang Hasundutan merupakan daerah yang wilayahnya masuk dalam kawasan Kaldera Toba.
Masinton menambahkan, Megawati meminta agar ada koordinasi yang intensif dan berkelanjutan dalam pengelolaan Geopark Kaldera Toba ke depannya. Peran masyarakat lokal juga dinilai perlu dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan.
“Ini penting agar pengelolaan geopark tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan budaya masyarakat sekitar,” tuturnya.
Geopark Kaldera Toba bukan geopark satu-satunya yang mendapat ‘kartu kuning’ dari UNESCO. Geopark lain di dunia juga mendapat peringatan serupa, yakni Gua Zhijindong di Tiongkok, Taman Nasional Regional Luberon di Prancis, Madonie di Italia, dan Colca y Volcanes de Andagua di Peru.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
7 Rekomendasi UNESCO
Ini dia tujuh rekomendasi yang diberikan UNESCO kepada pengelola Geopark Kalder Toba:
1. Cobalah untuk memilih outcrops (batuan dasar yang muncul ke permukaan bumi) yang bagus dan mudah diakses. Pilih yang dapat menggambarkan dengan baik batuan dasar dari masing-masing empat letusan utama terbentuknya Kawasan Toba Caldera dengan fitur-fitur strukturalnya. Jadikan outcrops tersebut sebagai situs baru setiap situs harus dilengkapi dengan papan informasi yang menjelaskan situs tersebut secara ilmiah. Papan-papan informasi ini seharusnya dapat dimengerti oleh pengunjung biasa dan siswa sekolah. Kumpulkan peta geologi Kawasan Geopark Toba Caldera, berdasarkan lembaran-lembaran peta geologi yang mencakup berbagai bagian dari Geopark.
2. Identifikasi dan buat inventaris warisan alam, warisan budaya, dan warisan tak berwujud yang belum ditetapkan di Geopark Toba Caldera.
3. Dorong para pengelola situs Toba Caldera untuk berpartisipasi dalam kursus pelatihan intensif internasional tentang UNESCO Global Geoparks yang didukung oleh UNESCO/GGN.
4. Perkuat komunikasi dengan pihak UNESCO, baik itu Sekretariat UGGp maupun Sekretariat GGN, agar terus mengetahui dan mengerti informasi terbaru tentang kebijakan, alur kerja, dan tugas-tugas sebuah UGGp.
5. Meningkatkan lagi eksposur Kawasan Toba Caldera, terutama di wilayah mitra geopark seperti area pelestarian monyet dan gajah. Meningkatkan upaya penginapan-penginapan di wilayah Toba Caldera, di mana tingkat ketenarannya sangat rendah.
• Tingkatkan jumlah papan informasi di wilayah tersebut.
• Secara aktif perbarui konten akun Toba Caldera di media sosial.
• Perbanyak konten website Toba Caldera
• Cobalah untuk melengkapi website Toba Caldera dengan membuat versi bahasa Inggris yang baik (ataupun bahasa lainnya) dari website tersebut, jangan hanya mengandalkan terjemahan mesin.
6. Selain logo UGGP dan logo Geopark, harap tambahkan logo GGN dan logo APGN pada semua papan informasi, brosur promosi geopark, pamflet, buku, dan peta.
Lakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap teks dan terjemahannya dalam bahasa Inggris maupun bahasa lainnya pada semua media tersebut, demi menjaga kebenaran ilmiah dan terjemahan yang sesuai.
7. Buat kebijakan/ketentuan branding dengan item-item yang rinci dan konkret, yang bertujuan untuk menciptakan situasi win-win untuk Geopark Kaldera Toba dan mitra-mitranya.