Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Polemik suksesi di Keraton Solo dinilai bukan hal luar biasa. Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia, Prof. Semiarto Aji Purwanto, mengatakan perbedaan pandangan dalam penentuan raja baru merupakan bagian dari dinamika wajar di lembaga budaya seperti Kasunanan Surakarta.
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo saat ini tengah mencari pengganti tahta mendiang Pakubuwono XIII. Namun, prosesnya diwarnai perbedaan pandangan di internal keluarga besar dan konflik internal keraton.
Sejumlah pihak ingin segera menobatkan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram atau KGPH Purboyo sebagai Pakubuwono XIV. Prosesi jumenengan dijadwalkan pada Sabtu (15/11). Gelar resmi S.I.S.K.S. Paku Buwono XIV.
Di balik rencana penobatan tersebut, muncul kembali ketegangan lama di tubuh keraton Surakarta. Sebagian keluarga menilai bahwa belum pernah dilakukan rapat besar keluarga untuk menyepakati suksesi, sementara di sisi lain, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Tedjowulan, yang merupakan maha menteri, jabatan tertinggi di bawah raja yang bertanggung jawab atas urusan adat, administrasi, dan pelestarian budaya, keraton Surakarta sejak 2012, mengambil langkah lain.
Tedjowulan menobatkan KGPH Mangkubumi sebagai penerus tahta sementara dalam upacara adat di Sasana Handrawina, Keraton Solo. Penobatan itu dilakukan setelah Tedjowulan mengumpulkan para putra-putri Pakubuwono XII dan Pakubuwono XIII dalam sebuah pertemuan tertutup Kamis (13/11).
KGPH Mangkubumi adalah putra tertua mendiang Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi dari Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono Pradapaningsih (Asih Winarni). Mangkubumi adalah pewaris langsung trah utama dan berada pada garis pertama suksesi tahta Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Mangkubumi merupakan kakak kandung dari KGPH Purboyo, sosok yang juga digadang-gadang sebagai calon penerus tahta dengan gelar Pakubuwono XIV.
Semiarto menjelaskan bahwa kondisi saat ini merupakan hal yang biasa terjadi. Terlebih dalam lingkup internal yang sama-sama mempunyai pengaruh.
“Saya rasa itu hal yang biasa ya, di dalam konteks suksesi ada dinamika siapa yang mau jadi penerus, mana yang lebih berhak gitu. Walaupun sudah ada aturan-aturan yang mungkin sudah lama sekali ya sebagai satu konsesi atau bahkan mungkin sudah ditulis aturannya, tapi selalu aja ada dinamika,” kata Aji saat dihubungi detikTravel, Kamis (13/11).
Dia mengatakan dinamika itu terjadi karena setiap dari sebuah penafsiran sehingga setiap individu ataupun kelompok punya sudut pandang berbeda terkait situasi yang terjadi.
“Dinamika ini muncul dari tafsirkan. Tafsir mengenai dia berasal dari seorang ibu yang misalnya ya yang permaisuri, kapan dia menikah sebelum jadi raja atau sudah jadi raja, itu memang ada nuansa perbedaan-perbedaan kecil dan tafsir-tafsir itu oleh pihak-pihak yang berkepentingan selalu diangkat,” kata Aji.
“Jadi saya melihatnya sebagai satu hal yang niscaya terjadi bukan cuma di Keraton Solo ya, di banyak tempat lainnya juga. Jadi antara aturan dan tafsir dari pihak-pihak lain yang berkepentingan,” kata Aji, yang juga Dekan FISIP UI itu.
Pengukuhan raja Keraton Solo ini, Maha Menteri KGPA Tedjowulan merasa belum mendapat informasi tentang rencana jumenengan Paku Buwono XIV.
Melalui juru bicaranya, KP Bambang Ary Pradotonegoro, pihak KGPA Tedjowulan bahkan baru mengetahui informasi tersebut dari media massa, bukan dari internal keluarga.
“Belum (mengetahui acara jumenengan Paku Buwono XIV). Tidak ada informasi apapun kecuali kita dapat share dari teman-teman media, maupun dari teman-teman dari aparat penegak hukum,” katanya seperti yang ditulis detikJateng.
Sementara itu, putri sulung Paku Buwono XIII dan juga kakak tertua Gusti Purbaya, G.K.R. Timoer Rumbaikusuma Dewayani, telah menandatangi surat undangan jumenengan pada hari Rabu. Dan telah mengonfirmasi agenda tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 08.00 WIB di Keraton Solo.
“Menanggapi berbagai pertanyaan dan konfirmasi yang masuk, kami menyampaikan bahwa surat resi mengenai pelaksanaan Hajad Dalem Jumengeng Dalem Nata Binayangkare S.I.S.K.S Paku Buwono XIV yang beredar adalah benar dan sah dikeluarkan oleh Panitia Jumengeng Dalem Nata Binayangkare Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat,” kata G.K.R. Timoer. drama
