Penghormatan istimewa diberikan kepada mendiang Yang Mulia Ratu Sirikit, ibu suri Thailand. Museum Tekstil Ratu Sirikit dibuka untuk umum.
Langkah itu menjadi cara kerajaan mengajak publik untuk mengenang sosok Ratu Sirikit. Selama hidup, Ratu Sirikit dikenal sebagai pelindung seni Thailand, sahabat para perajin, dan ikon mode yang berhasil memperkenalkan keindahan tekstil Thailand ke panggung dunia.
Dikutip dari Lifestyle Asia, Kamis (13/11/2025) Museum Tekstil Ratu Sirikit berada di dalam kompleks megah Istana Raja. Museum Tekstil Ratu Sirikit berdiri sejak 2003 atas prakarsa sang ratu.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Museum itu didirikan sebagai rumah bagi kekayaan seni tekstil Thailand, sebuah tempat yang tidak hanya memamerkan kain dan busana, tetapi juga menyimpan kisah budaya dan identitas bangsa.
Salah satu pameran yang tengah digelar berjudul ‘Chud Thai: Dressing the Nation in Heritage’. Pameran tersebut menampilkan delapan gaya busana resmi Thailand yang diperkenalkan dan disempurnakan oleh Ibu Suri sendiri.
Setiap helai kain yang dipamerkan bercerita tentang keanggunan dan dedikasi beliau dalam melestarikan keindahan tradisi. Dari gaun bergaya haute couture Prancis hingga tenunan sutera khas Thailand, karya-karya yang ditampilkan mencerminkan visi Ratu Sirikit untuk memperkenalkan negaranya kepada dunia lewat kehalusan tekstil.
Kurator Museum Tekstil Ratu Sirikit, Alisa Saisavetvaree, menjelaskan beberapa contoh pakaian dalam periode tertentu. Misalnya pada 1970, kala itu Ratu Sirikit mengunjungi warga yang tinggal di Distrik Na Wa dan Nakhon Phanom.
Kala itu, sang ratu melihat salah satu warganya mengenakan rok sutera. Sejak itu, dia berkomitmen untuk mendukung dan mengembangkan potensi kain lokal yang dimiliki negaranya itu.
“1970-an adalah era berdirinya Yayasan Dukungan Ratu Sirikit. Yayasan itu digagas ketika Ibu Suri mengunjungi penduduk lokal di Distrik Na Wa, Nakhon Phanom. Saat itu beliau melihat rok sutra indah yang dikenakan penduduk setempat. Yang Mulia ingin mendukung kain tenun lokal yang memiliki identitas untuk di setiap daerah, Menenun kain akan menjadi penghasilan tambahan di luar musim pertanian,” kata Alisa.
Melalui program pelatihan menenun, menyulam, dan pewarnaan alami, yayasan itu membuka peluang ekonomi baru bagi para perajin lokal.
Kemudian, Alisa juga mengatakan zaman dahulu kain lokal tak dipandang sebagai material yang berkelas. Ratu Sirikit yang menjadi pemantik penggunaan kain lokal dalam acara-acara berkelas.
“Pada masa itu, kain lokal belum digunakan untuk membuat pakaian modis. Yang Mulia Ratu adalah pelopor dalam penggunaan kain untuk membuat gaun malam dan gaun siang,” ujar Alisa.
“Hal ini menunjukkan kepada masyarakat bahwa kain lokal dapat diolah menjadi pakaian modis yang indah, yang kemudian memperluas pasar kain lokal,” dia menambahkan.
Museum Tekstil Ratu Sirikit buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 16.30 waktu setempat, dengan batas terakhir masuk pukul 15.30. Selama masa berkabung nasional, pengelola museum mengimbau para pengunjung untuk berpakaian sopan dan menjaga ketenangan saat berada di area istana.
