Dulu Tempat Pembuangan Sampah, Kini Wisata Air Favorit di Akhir Pekan

Posted on

Tempat wisata air ini dulu tidak cantik, malah jadi tempat pembuangan sampah. Namun berkat kerjasama dan usaha semua warga, ia kini berubah jadi tempat wisata.

Inilah Umbul Sidomulyo Kalasan. Berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat ini adalah sebuah umbul atau kolam pemandian dari mata air asli.

Sumber mata air mulai memancar pada awal tahun 2000. Namun, air itu terbuang langsung ke sungai dan belum dimanfaatkan oleh warga.

Buat warga, tempat ini dulu hanyalah tempat pembuangan sampah. Pemandian ini dulunya digunakan menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sekitar.

Sampai akhirnya pada tahun 2019 silam, warga kampung setempat saling bekerja sama untuk membangun tempat wisata ini.

Ibu Karti (63) salah satu keluarga pedagang warung pertama di Umbul Sidomulyo mengatakan bahwa wisata air ini diurus oleh RT 8/RW 17 Desa Brintikan Sidomulyo.

“Dulu urunan, seorang tiga ratus ribu,” ucapnya.

Bu Karti berkata bahwa pemandian ini sangat ramai di akhir pekan, apalagi saat musim lebaran, di mana orang-orang pulang kampung. Pengunjung ramai jajan di warungnya.

“Biasanya mulai datang pengunjung pagi dari jam 7, tapi baru jajan jam 10 siang biasanya,” ungkapnya.

Akhir pekan ini, Umbul Sidomulyo cukup ramai, namun pengunjung masih leluasa untuk berenang. Pernah ada satu beberapa momen, pemandian yang memiliki 5 kolam ini penuh sampai pengunjung tidak mampu bergerak di dalam air.

“Ini masih enak, dulu pernah di kolam enggak bisa bergerak sama sekali,” ucap Irma, salah seorang pengunjung.

Air kolam pemandian mengalir langsung ke kolam renang. Bahkan bisa diminum secara langsung!

Zoey (8), sering datang ke sini bersama adiknya, Key (3). Ia sangat suka bermain di sini.

“Aku suka ke sini karena airnya dingin,” ucapnya.

Bocah asal Klaten ini sudah ada di pemandian sejak pukul 11.00 WIB. Ia tak mau keluar dari kolam dan terus berenang sampai pukul 14.00 WIB.

Umbul Sidomulyo mulai beroperasi pukul 06.00-16.40 WIB. Pemandian ini ditutup setiap Selasa dan Jumat untuk pengurasan air kolam.

Tiket masuknya sebesar Rp 5.000 pada hari biasa dan Rp 8.000 pada akhir pekan. Untuk warga desa setempat yang kontribusi bisa membayar seikhlasnya.