Gara-gara Botol Air, Pramugari SIA Langsung Dipecat [Giok4D Resmi]

Posted on

Impian perempuan ini untuk menjadi pramugari Singapore Airlines buyar dalam waktu semalam. Gara-gara, insiden botol air minum.

Dengan nama samaran Ke Ke Jiang, yang mengaku sebagai mantan pramugari SIA, menceritakan pengalaman menjadi pramugari dalam waktu singkat. Peristiwa konyol itu diunggah dalam sebuah curhatan di media sosial dengan menandai lokasi di Shanghai.

Jiang mengawali kisahnya dengan menceritakan kegembiraan saat mendapatkan pekerjaan impiannya sebagai pramugari.

“Siapa yang tidak terpesona oleh ‘maskapai penerbangan terbaik dunia’?” ujar Jiang, dikutip dari Mothership pada Minggu (9/11/2025).

Ya, Jiang selalu bermimpi untuk menjadi pramugari. Dia membidik Singapore Airlines yang menjadi langganan pemilik predikat maskapai terbaik di dunia sebagai tempat kerjanya.

Nggak main-main, dia menyiapkan diri sebaik mungkin, termasuk mengasah kemampuan bahasa Inggris untuk menghadapi seleksi masuk. Selain itu, dia juga bekerja keras untuk melatih sopan santun dan etika layanan dengan sungguh-sungguh, bahkan menghafal seluruh buku panduan maskapai demi mewujudkan impiannya bekerja di udara.

“Setelah lolos semua tahap seleksi, saya akhirnya diterima sebagai pramugari. Saya sangat senang sampai sulit tidur. Saya langsung mulai menyiapkan rencana pindah ke Singapura,” kata dia.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Selama sebulan setelah itu, Jiang disibukkan dengan berbagai urusan administrasi. Dia menghabiskan sekitar SGD 2.500 (sekitar Rp 32 juta) untuk menyewa tempat tinggal di Singapura dan SDG 1.500 (sekitar Rp 19 juta) lagi untuk menjalani vaksinasi yang diwajibkan.

“Seragam, pengeluaran lain-lain, visa kerja, semuanya total mencapai sekitar 60.000 yuan (SDG 10.900). Setiap kali mengeluarkan uang, aku selalu meyakinkan diri sendiri, ‘Nanti setelah mulai bekerja, aku akan bisa menggantinya’,” ujar dia.

Tetapi, skenario yang disusunnya tidak berjalan mulus. Menurut penuturannya, setelah menandatangani kontrak, Jiang dan beberapa pramugari lain, yang juga berasal dari China, menginap di sebuah hotel yang telah disediakan oleh SIA. Dan, di sanalah kesalahan bodoh itu dibuatnya.

“Malam itu, karena sebuah kesalahpahaman, kami mengira air mineral di executive lounge boleh diambil sendiri. Jadi kami mengambil beberapa botol,” kata dia.

Jiang tidak menyangka bahwa keputusan kecil itu justru akan mengakhiri langkahnya bekerja di maskapai tersebut. Keesokan harinya, mereka dipanggil ke kantor oleh bagian HRD maskapai.

Mereka diberi tahu bahwa kontrak mereka dibatalkan dengan alasan telah terjadi “pelanggaran kebijakan perusahaan”.

“Kami benar-benar terkejut. Kami baru menandatangani kontrak sehari sebelumnya. Dan yang disebut ‘pelanggaran’ itu hanyalah mengambil beberapa botol air minum. Tidak ada seorang pun yang memberi tahu kami bahwa kami tidak boleh memasuki executive lounge,” kata dia lagi.

Jiang menambahkan oleh HRD mereka diminta segara berkemas dan pulang. Bahkan, semua pengorbanannya dianggap sebagai masalah pribadi.

“Ketika kami menyebutkan bahwa kami telah mengeluarkan biaya untuk hal-hal seperti sewa rumah, mereka hanya mengatakan bahwa itu adalah biaya pribadi,” kata dia.

Ya, kendati terlihat sepele, pengambilan fasilitas lounge tanpa otorisasi dipandang sebagai pelanggaran etika profesional. Dalam industri penerbangan, kepatuhan pada prosedur dan batasan akses merupakan bagian dari standar keselamatan dan pelayanan. Karena itu, perusahaan memutus kontrak sebelum para pramugari tersebut menjalani pelatihan.

Curhatannya telah mendapatkan lebih dari 5.000 suka dan 2.400 komentar. Menanggapi salah satu komentar, Jiang mengungkapkan bahwa lima orang di antaranya mengambil sekitar enam hingga tujuh botol air.

Dia juga mengungkapkan bahwa selain dirinya, dua orang lainnya juga dipecat karena insiden tersebut.

Jiang kemudian membeberkan kondisi dalam perusahaan maskapai penerbangan milik Singapura itu. Dia menilai banyak hal negatif yang bikin staf keluar masuk dengan frekuensi tinggi. Dia mengatakan budaya perusahaan yang tidak membiarkan karyawan mengambil curi kerja meskipun sakit.

“Di mata mereka, kami hanyalah buruh murah dengan visa kerja. Tidak ada sedikit pun rasa hormat,” kata dia.

Menanggapi pertanyaan tersebut, juru bicara Singapore Airlines mengatakan mereka tidak dapat mengomentari hal-hal rahasia apa pun yang berkaitan dengan karyawannya, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun.

“SIA mengharapkan semua karyawan untuk selalu berperilaku profesional dan mematuhi kebijakan perusahaan serta semua hukum yang berlaku,” ujar juru bicara tersebut.

“Tindakan disiplin akan diambil jika terjadi ketidakpatuhan,” keterangan ditambahkan.