Kabar Duka, Manusia Tertua di Jepang Meninggal Dunia

Posted on

Kabar duka datang dari Jepang. Manusia tertua di negeri sakura meninggal dunia pada usia 115 tahun.

Diberitakan Japan Today, Selasa (29/4/2025) nenek bernama Okagi Hayashi meninggal pada Sabtu (26/4/2025) akibat gagal jantung. Kabar itu diumumkan langsung oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan pada Senin (28/4).

Hayashi, yang lahir pada 2 September 1909, meninggal pada Sabtu pagi di sebuah rumah sakit di kota kelahirannya Toki, Prefektur Gifu. Dia tercatat sebagai orang tertua di Jepang pada Desember lalu setelah kematian Tomiko Itooka.

Tomiko meninggal pada usia 116 tahun dan diakui sebagai orang tertua di dunia pada saat kematiannya.

Dengan meninggalnya Hayashi, orang tertua di Jepang saat ini adalah Mine Kondo. Dia penduduk berusia 114 tahun yang tinggal di Prefektur Aichi.

Kepergian Okagi Hayashi di usia 115 tahun bukan hanya meninggalkan duka di Jepang, tetapi juga mengingatkan dunia akan reputasi Negeri Sakura sebagai tanah para lansia panjang umur.

Selama bertahun-tahun, citra Jepang sebagai negara dengan usia harapan hidup tertinggi telah menjadi salah satu daya tarik pariwisata, khususnya di bidang wellness tourism dan senior tourism.

Siapa manusia tertua di dunia saat ini?

Dikutip dari CNBC Indonesia, Deolira Gliceria Pedro da Silva dari negara bagian Rio de Janeiro, Brasil dipercaya sebagai manusia tertua di dunia saat ini. Dia berusia lebih tua 3 tahun dari Inah Canabarro Lucas (116), yang sebelumnya tercatat sebagai orang tertua di dunia.

“Ia masih belum tercatat dalam buku, tetapi ia adalah yang tertua di dunia menurut dokumen yang kami miliki, seperti yang baru-baru ini saya temukan,” kata cucu perempuan Deolira, Doroteia Ferreira da Silva (60), seperti dikutip dari Reuters.

Dokumen tersebut menunjukkan bahwa Pedro da Silva lahir pada 10 Maret 1905 di daerah pedesaan Porciuncula, sebuah kota kecil di negara bagian Rio. Dia sekarang tinggal di Itaperuna, bersama kedua cucunya, Doroteia dan Leida Ferreira da Silva (64).

Status itu tidak diakui oleh Guinness World Recorlds. Diterbitkan oleh Guinness, rilisan yang mencatat rekor dunia itu mengatakan tidak dapat mengonfirmasi status Pedro da Silva sebagai manusia tertua karena tidak ada dokumen resmi yang mendukung.

Nah, data diri Pedro da Silva hancur karena banjir besar di wilayah itu hampir dua puluh tahun lalu. Makanya, tidak ada dokumen sah yang memperkuat klaim dari Deolira.

Mateus Vidigal, peneliti dari Universitas Sao Paulo yang mengkaji kasus itu dalam proyek penelitian tentang populasi lansia super di Brasil, meyakini bahwa meski usia pasti Pedro da Silva sulit dipastikan, ia hampir pasti telah berumur lebih dari dari 100 tahun.

“Nyonya Deolira tidak dikecualikan dari penelitian ini, tetapi ada kelemahannya, yaitu kurangnya dokumentasi yang disetujui oleh organisasi-organisasi tersebut,” kata Vidigal, merujuk pada lembaga-lembaga pemeriksa seperti Guinness World Records.